Minggu, 03 Mei 2015

Racun Hati #8


بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

إِنَّ الْحَمْدَ الله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَمَّا بَعْدُ؛

Ikhwanī fiddin wa akhawatī fillah rohimani wa rohimakumullah, kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wata'ala pada pertemuan yang semoga diberkahi ini, liqo atau halaqoh yang ketigapuluh melanjutkan tentang racun hati yang ketiga.

Racun hati yang ketiga dikatkan oleh syeikh “fudhulul tho’am”, kemudian dijelaskan, kata beliau “Sedikit makan itu memberikan pengaruh: melembutkan hati,  menguatkan pemahaman dan leburnya jiwa dari ketamakan, ketenaran, syahwat dan lemahnya hawa dan marah.” 

Bisa menahan diri dari hawa dan marah karena dengan sedikit makan berarti melemahkan segala unsur-unsur yang menjadikan seorang itu terpacu untuk memenuhi syahwatnya.

Sebaliknya, banyak makan melahirkankan lawan dari itu semua, apa itu? Berarti mengeraskan hati, melemahkan atau menumpulkan pemahaman, kerasnya jiwa, kuatnya hawa dan mudah marah. Ini semua adalah karena fudhulul tho’am.

Maka fudhulul tho’am, makan minum diperbolehkan, perkara yang mubah dalam dien ini, namun tatkala isrof/berlebihan yang menjadikan justru mendatangkan penyakit ataupun racun pada qalbu. 

Dan ini adalah seburuk buruk bejana atau tempat yang diisi oleh anak keturunan Adam.

Dari Miqdam bin Ma'dikarib, beliau berkata “aku telah mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada bejana yang diisi oleh anak keturunan adam yang lebih buruk daripada perutnya, cukuplah untuk anak adam suapan-suapan yang menguatkan tulang punggungnya. Kalau tidak memungkinkan, maka ini adalah batas tolerir yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga perutnya untuk minuman, sepertiganya untuk udara atau nafasnya.”"

Hadits ini diriwayatkan Imam Tirmidzi dalam kitab az zuhud, dan beliau berkata hadits hasan shahih, juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitab al at'imah, diriwayatkan pula oleh Imam Hakim, Imam Hakim menshahihkannya, dan hadits ini juga disepakati keshahihannya oleh Imam Dzahabi, demikian pula oleh syeikh Muhammad Nasiruddin Al Albani rohimahumullah jami’an.

Berlebih di dalam makan itu adalah faktor pendorong kepada berbagai macam keburukan yang sangat banyak:

Menggerakkan anggota badan kepada perbuatan maksiat,
Membuat terasa berat bagi anggota badan ini untuk melakukan ketaatan-ketaatan, dan juga ibadah-ibadah.

Kata Syeikh cukuplah dua hal ini adalah suatu keburukan. Berapa banyak maksiat yang sebabnya adalah kenyang dan karena berlebih dalam makan. Dan berapa banyak ketaatan adalah karena keadaan sebaliknya, yaitu sedikit makan dan tidak terlalu kenyang.

Maka sungguh barangsiapa yang terjaga keburukan perutnya sungguh dia terjaga dari keburukan yang sangat besar. Dan syaitan sangat punya pengaruh yang kuat di dalam menyetir anak adam, menyetir manusia apabila manusia itu memenuhi perutnya dengan makanan.

Oleh karenanya telah datang dalam sebagian riwayat apabila lambung itu terpenuhi dengan makanan, maka akan tidurlah pemikiran (lemah daya berpikirnya), dan akan terasa kelu lidah untuk berbicara hikmah, dan anggota badan akan jongkok tidak berdaya untuk melakukan ibadah.

Sebagian salaf berkata adalah para pemuda dari kalangan bani israil rajin untuk beribadah dan apabila waktu berbuka mereka, maka berdirilah seseorang ditengah-tengah mereka lalu berkata "Jangan makan kebanyakan, maka kalian juga akan minum kebanyakan, demikian akan banyak tidurnya, sehingga kalian akan merugi.” 

Merugi karena lalai, banyak ibadah yang dilakukan ditinggalkan, banyak zikir dia tinggalkan, banyak kesempatan emas untuk menolong orang lain, membantu sesama dia tinggalkan karena ketidak berdayaannya, karena banyak tidur. Inilah petaka, hilang darinya banyak maslahat, banyak kemanfaatan dan yang paling berat dari itu semua adalah mengeruhkan hati, menjadikan daya berpikir hati menjadi semakin tumpul karena tidak mampu untuk mencerna kebaikan dan keburukan.

Wallahuta’ala a'lam bishshowab. 

هذا ما أقول لكم
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين، و الحمد الله ربّ العالمين
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  


✏ Disalin oleh Tim Transkrip 
🔁 Dapat diunduh di: http://goo.gl/I4ocdW
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
📚 Berdasarkan kitab Tazkiyatun Nufus (penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar