Senin, 04 Mei 2015

Macam-macam Hati #8


السلام عليكم ورحمة اللّه ﺗﻌﺎﻟﯽٰ وبركاته 

إِنَّ الْحَمْدَ الله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَمَّا بَعْدُ؛

Ayyuhal ikhwah wa akhawati fillah rohimani wa rohimakumullah jami’an. Kita lanjutkan halaqoh yang kedelapan belas. In syaa Allah pada halaqoh ini masih pada kaitannya dengan alamatul sihatil qolbi, masih pada ciri-ciri atau tanda sehatnya hati.

Berkata Syeikh :

"Diantara tanda sehatnya hati adalah apabila luput darinya wirid ataupun ketaatan dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wata'ala, maka dia mendapati pada hal itu adalah rasa sakit atau kesedihan yang amat teramat sangat, seperti rasa sakitnya atau sedihnya seorang yang tamak terhadap dunia dengan kehilangan hartanya atau dunianya."
Subhanallah.

Disini Syaikh menggambarkan dengan perumpamaan gambaran yang sangat gamblang dan ma’qul (masuk akal) dimana orang yang memang tamak terhadap hartanya itu apabila hilang darinya harta atau luput darinya suatu rezeki yang harusnya dia dapat, tidak mendapatkannya. Pasti dia akan sangat sedih, sangat terasa sesak dadanya.

Demikianlah justru orang yang sehat hatinya yaitu tatkala dia tidak bisa melakukan suatu ketaatan luput darinya karena mungkin suatu sebab (karena udzur), entah karena waktu yang habis atau yang lainnya karena tidak mendapatkan waktunya atau luput darinya suatu ketaatan, ketaatan kepada  Allah Subhanahu wata'ala, maka dia akan merasakan suatu kesedihan yang amat sangat sakit, penderitaan yang begitu luar biasa. Subhanallah. Artinya bahwa orang yang hatinya sehat itu betul-betul semangat untuk senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala, berusaha hingga tidak ingin luput darinya suatu ketaatan sekalipun,  suatu dzikir atau wirid sekalipun. Berusaha senantiasa untuk mengabdikan dirinya hanya kepada Allah Subhanahu wata'ala, mencari wajah Allah Subhanahu wata'ala. Tidak pernah ada waktu sedikitpun yang dia sia-siakan, semuanya hanya untuk Allah Subhanahu wata'ala, sekalipun di dalam dia mencari dunia, dia usahakan niatnya karena Allah Subhanahu wata'ala, untuk membantu sesama dan seterusnya. 

Kemudian dikatakan oleh syeikh yang berikutnya, dan diantara tanda sehatnya hati adalah hati yang rindu terhadap khidmat/ untuk membantu dan menolong Allah Subhanahu wata'ala, seperti kerinduan seorang yang lapar terhadap makanan atau minuman. Subhanallah. Artinya dia senantiasa menolong agama Allah berkhidmat kepadaNya, menolong agamaNya. Apapun yang dimilikinya hanya untuk Allah Subhanahu wata'ala, hanya untuk agama Allah Subhanahu wata'ala. Kerinduannya kepada khidmat kepada Allah Subhanahu wata'ala, gambarannya seperti kerinduan seorang yang lapar kepada makanan. Padahal kita tahu orang yang lapar kepada makanan, baru mencium aroma ataupun melihat makanan hanya gambarannya saja dia langsung menginginkannya. Demikianlah orang yang hatinya sangat rindu untuk senantiasa berkhidmat kepada Allah ketika dia baru mendengar lantunan ayat-ayat al quran, peringatan yang disampaikan oleh orang yang memberi nasihat baik melalui mimbar atau majelis-majelis ilmu dia terbuka, semangat untuk menjadi ikut andil di dalam menolong agama Allah Subhanahu wata'ala, berkhidmat di dalam menolong agama Allah Subhanahu wata'ala.

Berkata Yahya bin Muadz, barang siapa yang merasa senang didalam berkhidmat kepada Allah Subhanahu wata'ala, mengabdi dan menolong agama Allah Subhanahu wata'ala, maka segala sesuatu akan merasa senang untuk berkhidmat kepadanya. 

Hakikatnya adalah balasan sesuai dengan  perbuatan. Tatkala seseorang itu merasa senang untuk menolong, berkhidmat, mengabdi kepada Allah Subhanahu wata'ala bukan karena keterpaksaan dalam melakukan suatu ibadah tapi karena panggilan jiwa bahkan kebahagian bagi dirinya, maka sebagai balasannya Allah akan jadikan segala suatu juga bangga dan senang untuk berkhidmat kepadanya.

Dan barang siapa yang merasa tenang dan sejuk pandangannya kepada Allah Subhanahu wata'ala, maka setiap orang akan dijadikan sejuk pandangan kepadanya

Ikhwani fiddiin azzanirohimani wa rahimakumullah. 
Demikian “al-jaza’ min jinsil ‘amal” maka tiap kali seorang melakukan ibadah adalah karena kecintaannya dia kepada Allah Subhanahu wata'ala. Maka Allah balasi dengan balasan yang lebih baik,  karena Allah Subhanahu wata'ala tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beramal shaleh, orang yang berbuat baik kepadaNya, orang-orang yang menolong agama Allah Subhanahu wata'ala. Tenang hatinya untuk menolong agama Allah, tenang hatinya, senang, berbahagia, senang batinnya, senang hatinya dalam menolong agama Allah Subhanahu wata'ala ikut andil di dalamnya. Subhanallah. Demikianlah ciri hati yang sehat semoga bermanfaat dan berfaedah. 

والله تعلى و أعلم بالصواب، هذا ما أقول لكم
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين، و الحمد الله ربّ العالمين
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  


✏ Disalin oleh Tim Transkrip
🔁 Dapat diunduh di: http://goo.gl/I4ocdW
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
📚 Berdasarkan kitab Tazkiyatun Nufus (penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar