Senin, 04 Mei 2015
Macam-macam Hati #9
بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السلام عليكم ورحمة اللّه ﺗﻌﺎﻟﯽٰ وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ الله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
Ikhwani fiddin wa akhawati fillah rohimani wa rahimahullāhu Ta'āla jami’an. Pada halaqoh yang kesembilan belas ini alhamdulillah kita masih dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk melanjutkan kembali kajian Tazkiyatun Nufus dari kitab Tazkiyatun Nufus karya Syaikh Dr. Ahmad Farid hafidzhohullāhu ta,āla.
Berkata Syaikh yaitu hati yang tekadnya hanya satu, yaitu hati yang tekadnya hanya untuk karena Allāh yakni karena ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Itu ciri hati yang sehat senantiasa tujuannya hanya karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Kalaupun ingin beramal maka berhenti sejenak, melihat apakah niat dari suatu perbuatan tersebut karena Allāh atau tidak. Jikalau karena Allāh maka akan dilakukan jikalau karena selain-Nya maka akan ditinggalkan.
Hal ini juga sebagaimana yang diungkapkan oleh Hasan Al-Basri rahimahullahu ta’ala
رحم الله امرءا وقف عند همه، إن كان لله مضى، وإن كان لغيره تأخر
"Semoga Allāh merahmati seorang yang berhenti takkala punya niat (punya tekad untuk melakukan suatu amal atau mengucapkan suatu ucapan), kalau tekad dan niatnya karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla maka dia akan berlalu (artinya melakukan suatu amalan ataupun ucapan yang diucapkannya), kalau bukan karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla maka dia akan mengundurkan ucapan atau perbuatan tersebut.”
Karena seorang yang hatinya salim itu memang ingin berusaha semaksimal mungkin apapun yang dilakukannya hanya dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Niatnya berupaya senantiasa hanya karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla bukan selainNya.
Juga diantara tanda sehatnya hati yaitu hati yang menjadi paling bakhil terhadap waktunya untuk hilang sia-sia begitu saja, sebagaimana bakhilnya seorang atau seperti bakhilnya manusia yang sangat bakhil terhadap hilangnya hartanya. Dia sangat tidak ingin waktunya terbuang sia-sia begitu saja meskipun dalam canda gurau, perkataan-perkataan yang biasa saja. Meskipun dalam kehidupan dia akan berusaha untuk mengoptimalkan waktunya dalam ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla di dalam beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat, sebagai urusan tegaknya agama ataupun akhiratnya. Karena ini adalah ciri sebenarnya, ciri seorang yang mukmin, yang baik. Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ المْـَرْءِ تَرْكُهُ مَالَايَعْنِيهِ
“Diantara tanda kebaikan aIslam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya”.
Kalau sebuah ucapan memang tidak bermanfaat baginya apalagi lebih banyak mudharatnya maka dia meninggalkannya. Kalau sebuah ucapan saja antara mudharat dan mashlahatnya seimbang itu saja dia tinggalkan, apalagi kalau lebih tinggi mudharatnya maka dia akan lebih meninggalkannya. Kalau sebuah perbuatan yang akan dilakukan lebih banyak mendatangkan mudharat maka dia tinggalkan.
Demikian pula apabila suatu perbuatan itu seimbang antara mashlahat dan mudharatnya dia pun meninggalkan karena dia ingin mengoptimalkan waktunya hanya karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Tidak ingin terbuang sia-sia, tidak ingin menghambur-hamburkankan waktunya, masa mudanya sia-sia di jalan syaithon, di jalan syahwat, tapi senantiasa berusaha mengoptimalkan waktunya di jalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Seperti bakhilnya orang yang kehilangan hartanya, tidak menginginkan hartanya terbuang sia-sia.
Juga di antara sehatnya hati apabila masuk ke dalam ibadah shalat maka hilang sudah darinya kesedihan dan kegundah gulanaannya. Dunia segala kesedihan kegundah gulana urusan dunia dia tinggalkan, dia lupakan, dia merasa nikmat dengan shalat. Ini sebagaimana sabda Nabi kepada Bilal:
يا بلال أرحنا بالصلاة
"Wahai Bilal, Istirahatkan kami dengan sholat"
Jadikan kami rohah (dalam kondisi tenang, senang, gembira) dengan shalat,
وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ
Kata nabi shalallahu’alaihi wassalam “dan dijadikan penyejuk pandangan bagiku di dalam shalat”.
Sehingga orang yang hatinya baik, shahih, dan salim adalah orang yang takkala datang waktunya shalat betul-betul merasa sejuk, tenang karena ingin bertemu dengan kekasihnya yang paling dicintainya yaitu Rabbuna Allāhu azza wa jalla
Sehingga dia dapati di dalam shalatnya itu ketenangan, kenikmatan dan penyejuk pandangan. Terkadang orang mungkin menyangka bahwa kebahagian itu pada harta, kebahagian itu hanya pada kekayaan, banyaknya istri, tingginya kedudukan atau jabatan, tapi tidak pernah menyangka bahwa padahal kebahagian itu juga ada pada kekhusyu'an shalat, kenikmatan ketika bermunajat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Bahkan iman kepada Alah dan iman kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam adalah inti dari sebuah kebahagiaan, karena orang yang bahagia adalah orang yang bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Apalah arti sebuah kebahagian takkala di dunia berfoya-foya tetapi di akhirat direbus di neraka. Maka orang yang berusaha betul-betul untuk menggapai akhiratnya dengan segala aktifitasnya karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla maka itulah orang yang bahagia di dunia dan akhirat
Oleh karenanya ketika kita meminta kebahagiaan tidak boleh hanya kebahagian dunia saja tapi di dunia kebaikan dan di akhirat juga kebaikan. Dan dia dapati dalam saat itu kebahagian hatinya. Tidak ada kebahagian yang lebih bahagia bagi seorang mukmin kecuali ketika keadaan dia bertemu dengan kekasihnya., Dan kekasih yang paling dicintainya bagi seorang mukmin yang hatinya salim dan shahih adalah takkala bermunajat kepada rabbnya yaitu Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Hadza ma aqulu lakum. Semoga berfaedah dan bermanfaat.
Wassalāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh
✏ Disalin oleh Tim Transkrip
🔁 Dapat diunduh di: http://goo.gl/I4ocdW
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
📚 Berdasarkan kitab Tazkiyatun Nufus (penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar