Senin, 04 Mei 2015
Macam-macam Hati #10
بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السلام عليكم ورحمة اللّه ﺗﻌﺎﻟﯽٰ وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ الله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
Pada halaqoh yang keduapuluh ini insyaAllāh kita juga masih membahas tentang tanda sehatnya hati bagian yang terakhir.
Berkata Syaikh Dr. Ahmad Farid hafidzohullahu ta’ala: “Diantara tanda sehatnya hati: tidak pernah merasa letih, tidak pernah merasa futur untuk mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebagai rabbnya.
Berdzikirnya mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak pernah penat, tidak pernah letih siang malam untuk mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'āla, mengingat keagunganNya, kekuasaanNya, keMaha dahsyatanNya dalam menciptakan seluruh alam semesta, mengingat akan kasih sayangNya yang begitu mulia, yang begitu besar kepada orang-orang yang beriman, mengingat akan kebesaran Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dan tidak merasa bosan di dalam berkhidmat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, menolong dan membela agama Allāh, baik dengan hartanya atau bahkan dengan jiwanya.
Dan tidak bersikap ramah, sopan kepada orang-orang yang memaksudkan amalan selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Terkadang kita dapati ada orang-orang yang sopan, tawadhu, berbahasa yang ramah kepada orang-orang tertentu seperti orang kaya saja. Kadang tatkala seorang tawadhu, sopan, berbahasa ramah kepada orang yang kaya sedang kepada yang miskin dia tidak melakukan demikian, itu menunjukan bahwa ini adalah sikap penjilatan, hanya agar mendapat kebaikan dari si kaya. Ada maksud-maksud tertentu, tujuan-tujuan tertentu yang nista.
Berbeda dengan orang yang selalu bersikap ramah terhadap siapapun yang dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Apalagi terlebih kepada orang-orang yang menunjukkan dirinya kepada jalan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla atau kepada orang yang mengingatkannya tentang Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka dia harus selalu bersikap tawadhu, ramah, sopan kepada gurunya, kepada orang yang menasehatinya karena dia butuh dengan nasehat.
Hati itu laksana bulu yang sangat tipis dan ditiupkan angin diterbangkan kemana saja sehingga kalau tidak ditunjuki dengan tausiyah, nasihat, wejangan yang manfaat dia akan mengikuti arah angin yang bisa jadi adalah kesesatan, penyimpangan dan kerugian dunia dan akhirat tentunya.
Orang yang hatinya salim dan shahih adalah orang yang justru bersikap ramah kepada orang-orang yang memberikan kebaikan akan akhiratnya, mengingatkan akan akhiratnya. Karena yang namanya teman bukanlah orang yang selalu menunjukinya tentang akan kebaikan dirinya tapi justru orang yang menjadi teman bagi kita, yang baik adalah selalu menunjukkan keburukan kita, mengingatkan akan cacat dan cela diri kita sehingga menuju kearah kebaikan. Dia mengoreksi kemudian juga dia memberikan solusi. Subhanallah. Ini adalah suatu keutamaan yang begitu besar.
Dan diantara tanda sehatnya hati yang lainnya perhatiannya untuk meluruskan niat membenarkan niat di dalam beramal itu besar dari amal itu sendiri karena yang terberat bagi seorang itu bukan untuk beramal, yang terberat adalah meluruskan niat di dalam beramal.
Banyak sekali orang yang bersimbah darah, berpeluh keringat di dalam mendekatkan amal, berusaha untuk beramal, berusaha untuk melaksanakan ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla tetapi hampa dari niat yang ikhlas, hampa dari niat yang benar karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla sehingga dia tidak menuai kebaikan sama sekali dari amal shalehnya bahkan menjadi bagaikan debu yang berterbangan, tidak menjadi amal shaleh tapi akhirnya menjadi amal yang thaleh, yang tidak diterima di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Maka orang yang hatinya salim senantiasa berusaha untuk ikhlas di dalam amalnya dan murni menjernihkan amal karena Allāh dan mengikuti Nabi Shallahu’alaihi wassalam, dan selalu ihsan, teliti, sempurna di dalam menjalankan amal shaleh, ketepatan waktunya, kebenaran caranya dan juga kesesuaian kadarnya yang dia tentukan dalam syariat ini.
Demikian juga dia tetap bersama dengan itu berusaha meluruskan niat, bersama itu teliti dalam beramal shaleh benar sesuai dengan mengikuti Nabi Shallahu’alaihi wassalam juga dia menyaksikan akan tanda keagungan karunia Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang begitu besar pada dirinya sehingga dia justru senantiasa bersyukur atas nikmat Allāh dan dia melihat pada dirinya pada kekurangan dalam melakukan hak Allāh Subhānahu wa Ta'āla menunaikan hak-hal Allāh maka diapun beristighfar, memohon ampun kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla senantiasa agar Allāh meluruskan, dan menerima amal shalehnya. Senantiasa agar Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan amalnya adalah amal yang shaleh yang diterima di sisiNya.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadi kita orang-orang yang diterima amalnya, ucapannya dan semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan ucapan dan perbuatan kita adalah ucapan yang ikhlas dan perbuatan ikhlas hanya karena mengharap wajah Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
هذا ما أقول لكم، و الحمد الله ربّ العالمين.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
✏ Disalin oleh Tim Transkrip
🔁 Dapat diunduh di: http://goo.gl/I4ocdW
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
📚 Berdasarkan kitab Tazkiyatun Nufus (penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar