Tidak Hanya Membaca dan Menghafal, Tapi Juga Memahami Al Qur’an
Itu tadi beberapa poin dari al-Qur’an. Sekarang bagian selanjutnya. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam memberitahu kita, mungkin kamu sering mendengarnya di dalam Khutbah. Ada hadits dari shahih Bukhori r.a. dan juga dari shahih Muslim r.a. :
“Yang terbaik diantara kamu adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
Kita semua tentu setuju bahwa orang-orang terbaik yang paham kata-kata Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah para sahabat. Pemahaman saya akan hadits itu terbatas bila dibandingkan dengan Ibnu Abbas ra, Abu Bakar Ash-Shidiq r.a. dan para sahabat. Karena mereka hadir di sana ketika sang guru (Nabi Muhammad) sedang mengajar. Ketika kita mengutip hadits ini: ‘Yang terbaik diantara kamu adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.’ Maka kamu berkata: “Saya akan ajarkan anak saya Al-Qur’an”. “Saya akan undang seorang Shaykh, qari kerumah ini atau di masjid agar anak saya belajar Al-Qur’an”. Ketika kita katakan: “Anak saya sedang belajar al-Qur’an.” Apa yang biasanya kita maksudkan? Mereka kan mulai belajar membaca buku iqro, lalu kemudian bertahap belajar membaca Al-Qur’an, iya kan? Apakah konsep mengajarkan Al-Qur’an yang dimaksud tadi sudah termasuk bagian pemahaman Al-Qur’an? Tidak. Rata-rata muslim, bila mereka mengatakan: “Saya akan mengajarkan anak saya Al-Qur’an”, yang mereka maksudkan itu 2 hal: membaca dan menghafal. 2 inilah yang mereka maksudkan. Harap diingat 2 hal ini, karena akan menjadi penting untuk kita bahas. Membaca dan menghafal, tolong ingat 2 hal ini. Ubay bin Kaab r.a. ketika itu sedang menasehati para sahabat. Para sahabat sebagian besar berasal dari mana? Dari Arab, Pakistan, Bangladesh atau dari mana? Mereka itu orang-orang Arab.
Dia menasihati para sahabat: ajarkan anakmu bahasa Arab, seperti kamu ajarkan pada mereka cara menghafal al-Qur’an. Sahabat nabi dari Arab, menasihati sahabat nabi lainnya yang juga dari Arab, agar mengajarkan anak mereka Bahasa Arab. Sama pentingnya seperti mereka menghafal Al-Qur’an. Ini adalah yang paling diutamakan oleh para sahabat.
Umar bin Khathab mengatakan; “Pelajari Bahasa Arab karena itu bagian dari agamamu.” Itu yang Umar katakan. Pernyataan lain dari Umar r.a. ia berkata: “Tidak boleh seorang pun mengajarkan Al-Qur’an kecuali mereka mengerti Bahasa Arab.” Karena mereka bisa membuat kesalahan. Ini adalah insiden yang terkenal yang terjadi di masa Umar r.a. Tapi satu ini yang paling ‘nendang’ yang akan saya sampaikan, yang ketika saya membacanya, saya sampai harus berhenti dulu membacanya. Di Surat Al-Baqarah, Allah menceritakan suatu kaum sebelum kita yang telah Allah berikan kitab. Allah telah berikan Shariah dan kitab di masa sebelum kita. Mereka memiliki Nabi, punya kitab dan juga ada shariahnya, sama seperti kita. Mereka tidak adil dengan kitab dan Nabi mereka. Bahkan di satu ayat Allah menjelaskan kegagalan mereka atas kitabnya. (QS: 2: 78) “Waminhum ummiyyuuna la ya’lamuunaalkitaba illa amaniyya wa-in hum illayadzhunnuun”. Artinya : “Diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui al-Kitab, kecuali angan-angan belaka dan mereka hanya menduga-duga.” Kata ‘amaniy’ berarti mereka tidak tahu apa yang kitab itu katakan, mereka hanya berfikir mereka tahu apa yang kitab itu katakan. Ini adalah yang umat terdahulu lakukan dengan kitab mereka. Kitab apa yang sedang kita bicarakan? Kitab Taurat.
Sekarang dengarkan ini. Kata yang digunakan oleh Allah, untuk sesuatu yang mereka tidak tahu tapi mereka fikir tahu (angan-angan) adalah kata ‘amaniy’. Salah satu mufasir al-Qur’an besar, kemungkinan yang terbesar diantara semuanya, Ibnu Abbas r.a. dan Qatadah r.a. Ketika mereka membuat tafsir ayat ini, kamu tahu apa yang mereka katakan?. Yang mereka katakan adalah, “Kata ‘amaniy’ pada ayat ini berarti, apa yang kaum itu lakukan saat itu hanyalah tilawah.” Kalian tahu kan tilawah itu artinya apa? Membaca. Kemudian mereka lanjutkan dengan menjelaskan Bani Israil saat itu, apa yang mereka jelaskan? “Yang mereka tahu hanya menghafal dan membaca tanpa pemahaman. Mereka tidak paham apa yang ada di dalamnya. Mereka tidak benar-benar memahami apa yang ada di dalamnya.”
Ketika saya katakan, kita mengajarkan anak kita, apa 2 hal yang sesungguhnya dimaksudkan? Membaca dan menghafal. Yang dijelaskan oleh Ibnu Abbas itu siapa? Ia menjelaskan Bani Israil dan kejahatan mereka pada kitabnya. Dan ia berkata, yang mereka lakukan pada kitabnya hanyalah membaca dan menghafal. Hal terburuk yang mereka lakukan adalah mereka tidak paham apa yang dikatakan oleh kitabnya.
Penjelasan ini bisa diterapkan pada umat muslim saat ini. Terdapat suatu kaum yang mencintai kitabnya, membaca kitabnya dan bahkan menghafal kitabnya, tapi kebanyakan dari mereka yang bahkan hafal al-Qur’an tidak paham apa maksud dari yang mereka baca. Ini maksudnya sedang menjelaskan siapa? Ini sungguh menakutkan, benar-benar menakutkan. Karena yang dijelaskan oleh ayat ini bukanlah kaum Muslim tapi menjelaskan Bani Israil umat terdahulu yang gagal. Ini benar-benar permasalahan yang serius.
[syahida.com/islamedia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar