Satu Contoh Kecil Mukjizat Al Qur’an
Allah Azza wa Jalla memberikan 2 hal di Al-Qur’an, ketika seseorang menterjemahkan Al-Qur’an, bahkan untuk terjemahan terbaik sekalipun. Si penterjemah berusaha untuk menterjemahkan pesan di dalam al-Qur’an. Tapi mustahil bagi si penterjemah untuk ‘menterjemahkan’ mukjizat di dalam Al-Qur’an. Mukjizat di dalam Al-Qur’an hanya bisa dirasakan dalam kata-kata pilihan Allah, itulah yang membuatnya menjadi mukjizat. Maka jika saya coba sampaikan pesan dalam pesan Bahasa Urdu, Bahasa Inggris atau bahasa lainnya, saya mungkin dapat jelaskan maksud pesan dari ayatnya tesebut. Tapi saya tidak akan bisa mempelihatkan sisi mukjizat atau keindahan dari ayat tersebut, ini mustahil.
Saya akan coba tunjukkan, tapi tidak ada papan tulis di sini. Kita coba secara lisan saja, Allah Azza wa Jalla mengatakan di surat al-Muddatsir: “Wa Robbaka Fakabbir” (QS: 74: 3). Huruf ‘wa’ di awal itu seperti huruf besar jika kamu menulis awal sebuah kalimat dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Arab, huruf ‘wa’ ini bisa digunakan untuk banyak hal, lebih dari 20 fungsinya. Salah satunya adalah untuk memulai suatu kalimat baru. Jika kamu lihat huruf ‘wa’ diawal maka itu adalah kalimat yang baru. Kata-kata selanjutnya Robbaka Fakabbir. Sekarang dengarkan baik-baik. Apa huruf pertama yang kamu dengar ketika saya baca kata, ‘Robbaka’? Apa huruf Arab yang paling pertama kamu dengar? Apa semuanya mendengar huruf ‘Ro’? Pada Robbaka? Sekarang dengarkan huruf paling akhirnya, ‘robbaka fakabbiR’. Apa huruf terakhir yang kamu dengar? Huruf ‘ro’ juga.
Ok. Sekarang perhatikan huruf yang kedua, roBBaka, apa huruf yang kedua? Huruf ‘ba’. Sekarang dengarkan huruf yang kedua dari akhir, ‘robbaka fakaBBir’ apa huruf kedua dari yang paling akhir? Huruf ‘Ba’ juga.
‘robbaKa’, apa huruf yang ketiga? Huruf ‘Ka’. ‘faKAbbir, huruf apa yang ketiga dari akhir? Huruf ‘Ka’ juga. Kamu memperhatikan sesuatu nggak? Kalau di bolak-balik, hurufnya akan sama. Dalam bahasa Inggris, yang semacam ini disebut Palindrome, kata yang sama saja kalau dibaca bolak-balik. Seperti kata ‘Bob’ atau kata ‘race car’. Kata ‘race car’ ini Palindrome yang bagus dalam bahasa Inggris.
Allah Azza wa Jalla memberikan kata-kata kepada Nabi, yang tidak nabi tulis. “Kamu tidak pernah menulis sesuatu apapun dengan tanganmu.” (QS:29: 48), kamu tidak paham caranya menulis. Ini hanya mengandalkan lisan bagi Rasulullah ketika Allah sampaikan perkataan-Nya. Ketika Nabi mengajarkan sesuatu, dia tidak menambahkan kata-kata atau mengkoreksi kalimat wahyu yang telah ia bacakan, “Bukan itu yang saya maksud, coba ganti cara saya menyampaikannya”, tidak seperti itu. Tapi kalimat yang Nabi Muhammad katakan itu sama persis dengan apa yang diinstruksikan oleh Allah.
Yang menjadi tantangan bagi manusia adalah terjemahan sederhana dari ayat ini adalah: “Nyatakanlah bahwa keagungan hanya milik Allah.” Itu terjemahan sederhana dari ‘wa robbaka fakabbir’. Sekarang coba katakan kalimat “nyatakanlah bahwa keagungan hanya milik Allah”, dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, Tiongkok, Itali, Rusia, Urdu, Persia atau dalam bahasa apapun juga. Katakan dalam bahasa apapun, supaya kalimat itu bisa dibaca bolak-balik (Palindrome). Dan kamu hanya boleh coba mengatakannya 1 kali saja, gak boleh kamu tulis ataupun melihat kamus terlebih dahulu. Seberapa mungkin kamu bisa lakukan itu? Subhanallah. Saya bisa terjemahkan maksud ayatnya, tapi bisakah saya terjemahkan mukjizatnya kedalam Bahasa Inggris? Kalau saya katakan: “nyatakanlah bahwa keagungan hanya milik Allah”. Kamu akan paham maksud pesannya. Tapi apakah kamu juga dapat mukjizatnya? Tidak. Mukjizat dari Allah hanya ada dalam bahasa Arab, ini hanya 1 contoh kecilnya saja.
Setiap ayat di Al-Qur’an memiliki mukjizatnya masing-masing. Yang paling tragis saat ini adalah, kebanyakan orang saat ini tidak mengetahui pesan dari Al-Qur’an. Dan bagi mereka yang paham maksud Al-Qur’an, kebanyakan dari mereka tidak dapat merasakan mukjizat dari Al-Qur’an. Saya ingatkan lagi, Al-Qur’an punya 2 hal sekaligus: Pesan dan Mukjizat. Ini bagaikan suatu harta karun yang hampir hilang untuk sebagian besar kaum muslimin. Bayangkan, bila anak kita paham 5 ayat saja, misalkan dia menghafal surat al-Ikhlas atau surat al-Kautsar. Jika mereka paham 5 ayat ini, mereka tahu apa yang dimaksudkan ayat ini dan ia dapat mengerti mukjizat dari ayat ini. Apakah mereka akan merasakan keimanan yang berbeda terhadap ayat itu? Ini akan lebih berarti bagi mereka. Inilah yang menjadi perbedaan antara keimanan kita dan keimanan para sahabat nabi. Salah satu dari banyak sebabnya adalah, ketika mereka mendengar Al-Qur’an mereka mendengar maksud/pesan dan mukjizat-Nya sekaligus. Kebanyak dari kita paling hanya mendapat 1 halnya saja. Ini salah satu alasan mengapa kita harus belajar bahasa Arab, karena kita ingin menghargai pesan dari Al-Qur’an, serta kita ingin merasakan keindahan dari mukjizatnya.
[syahida.com/islamedia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar