📝 Disarikan oleh: Indri Maharani
🌻Istilah self care atau self help diartikan menjadi menolong diri sendiri, yang diartikan ke dalam kamus bahasa Indonesia adalah “Bina Diri”.
🌻Bina diri adalah “usaha membangun diri individu baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial melalui pendidikan di keluarga, sekolah dan di masyarakat sehingga terwujudnya kemandirian dengan keterlibatannya dalam kehidupan sehari-hari secara memadai" (Astati, 2010).
🌻 Bina diri bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dasar dalam memelihara dan memenuhi kebutuhan anak sehingga dapat hidup mandiri dan mempunyai tanggung jawab sesuai kemampuannya baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.
🌻Fungsi dari kegiatan Bina Diri, yaitu (Widati, 2011:4)
✳ Mengembangakan ketrampilan-ketrampilan pokok atau penting untuk memelihara dalam memenuhi kebutuhan personal
✳ Untuk melengkapi tugas-tugas pokok secara efisien dalam kontak sosial sehingga dapat diterima di lingkungan kehidupan, dan
✳ Meningkatkan kemandirian
🌻Kemampuan bina diri tidak langsung diwariskan alam, melainkan harus dipelajari dalam diri pribadi.
🌻Pada usia 2-6 th anak mulai beranjak menjadi manusia sosial dan belajar bergaul dengan orang lain. Pada masa ini anak akan mengembangkan berbagai ketrampilannya.
🌻 Seperti Skala maturitas dari Vineland yang dibagi menjadi 8 kategori sebagai berikut:
1⃣ Self-help general (SHG): eating and dressing oneself.
(mampu menolong dirinya sendiri: makan dan berpakaian sendiri)
2⃣ Self-help eating (SHE): the child can feed himself
(mampu makan sendiri)
3⃣ Self-help dressing (SHD): the child can dress himself
(mampu berpakaian sendiri)
4⃣ Self-direction (SD): the child can spend money and assume responsibilities.
(mampu memimpin dirinya sendiri: misalnya mengatur keuangannya dan memikul tanggung jawab sendiri)
5⃣ Occupation (O): the child does things for himself, cuts things, uses a pencil, and transfer objects.
(mampu melakukan pekerjaan untuk dirinya, menggunting, menggunakan pensil, memindahkan benda-benda)
6⃣ Communication (C): the child talks, laughs, and reads.
(mampu berkomunikasi seperti berbicara, tertawa, dan membaca)
7⃣ Locomotion (L): the child can move about where he want to go.
(gerakan motorik: anak mampu bergerak kemanapun ia inginkan)
8⃣ Socialization (S): the child seeks the company of others, engages in play, and competes.
(mampu bersosialisasi: berteman, terlibat dalam permainan dan berkompetisi)
🌻Beberapa upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk membiasakan anak agar tidak cenderung menggantungkan diri pada seseorang, serta mampu mengambil keputusan (Mangunsong,2015) :
✴ Beri kesempatan memilih.
Anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang sudah ditentukan oleh orang lain akan malas untuk melakukan pilihan sendiri. Sebaliknya, bila ia terbiasa dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat keputusan sendiri bagi dirinya.
✴ Hargailah usahanya.
Hargailah sekecil apa pun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri kesulitan yang ia hadapi. Orang tua biasanya tidak sabar menghadapi anak yang membutuhkan waktu lama untuk membuka sendiri kaleng permennya, terutama bila saat itu ibu sedang sibuk di dapur, misalnya.
✴ Hindari banyak bertanya.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang tua, yang sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan perhatian pada si anak, dapat diartikan sebagai sikap yang terlalu banyak mau tahu. Karena itu hindari kesan cerewet.
✴ Jangan langsung memberi jawaban. Meskipun salah satu tugas orang tua adalah memberi informasi serta pengetahuan yang benar kepada anak, namun sebaiknya orang tua tidak langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sebaliknya, berikan kesempatan padanya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tugas Andalah untuk mengoreksinya apabila salah menjawab atau memberi penghargaan kalau ia benar.
✴ Dorong untuk melihat alternatif. Sebaiknya anak pun tahu bahwa untuk mengatasi suatu masalah, orang tua bukanlah satu-satunya tempat untuk bertanya. Masih banyak sumber-sumber lain di luar rumah yang dapat membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk itu, cara yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan memberitahu sumber lain yang tepat untuk dimintakan tolong.
✴ Jangan patahkan semangatnya.
Tak jarang orang tua ingin menghindarkan anak dari rasa kecewa dengan mengatakan "mustahil" terhadap apa yang sedang diupayakan anak. Apabila anak sudah mau memperlihatkan keinginan untuk mandiri, dorong ia untuk terus melakukanya. Jangan sekali-kali Anda membuatnya kehilangan motivasi atau harapannya yang ingin dicapainya.
📖 Sumber 📖
📕 Astati. (2010) . Bina Diri Anak Tunagrahita. Bandung. Catur Karya Mandiri
📗Mangunsong, F. (2015).Mengembangkan Sikap Mandiri pada Anak. Diakses pada 7 Oktober 2015. https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/mengembangkan-sikap-mandiri-pada-anak.html
📘 Widati, S. (2011) : 4. Modul Pengajaran Bina Diri dan Bina Gerak. Diakses pada 7 Oktober 2015. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195310141987032-SRI_WIDATI/MK_BDBG/MODULrevisi.pdf
📚Divisi Program IPC ✏
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar