RESUME BINCANG SERU (BIRU)
Islamic Parenting Community
🌼 Meningkatkan Taqwa Ba'da Ramadhan 🌼
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👤 Narasumber : Hj. Ninih Muthmainnah
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👤 Profil Narasumber
Hj. Ninih Muthmainnah, akrab disapa Teh Ninih, dilahirkan pada 28 Januari 1967 di Kampung Kalensari, Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis.
Istri dari KH. Abdullah Gymnastiar ini adalah Ketua Dewan Pembina Yayasan Daarul Muthmainnah Bandung dan Dewan Pembina Daarul Ummahat Yayasan Daarut Tauhiid Bandung.
Beliau memiliki motto "Hidup ini adalah perjuangan untuk menjadi kekasih Allah SWT"
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
MENINGKATKAN TAQWA BA'DA RAMADHAN
Oleh Hj. Ninih Muthmainnah
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil'alamin
Allahuma soli'ala Muhammad wa'ala ali Muhammad
Subhanallah hari ini adalah jum'at berkah, berkah karena kita bisa berjumpa walaupun tidak bisa berjumpa langsung tapi hati-hati kita berjumpa. InsyaAllah mudah2an pertemuan ini pertemuan yang Allah berkahi, pertemuan berkah itu menambah taat, menambah yakin kepada Allah SWT. Baik saudara-saudaraku yang berada di rumah, yang ibu muda yang belum ibu selamat bertemu dengan teteh dari Daarut Tauhiid Bandung ingin menyapa sahabat-sahabat yang ada di rumah.
Jadi apakah yang terpenting ketika kita selesai ramadhan yaitu hasil, dampak dari pelatihan raksasa selama ramadhan. Yang melatihnya adalah langsung Allah SWT, yang menilainya langsung Allah SWT, kemudian contoh yang langsung memberikan contoh sempurna adalah nabi Muhammad SAW, itu ketika dahulu rosul masih ada, sekarang ada para ulama yang melanjutkan risalah rosul, adalah contoh bagi kita.
Alhamdulillah kita sudah menyelesaikan ramadhan tinggal sekarang evaluasi, apakah kita termasuk orang mendapat bonus ketika dilatih oleh Allah SWT raksasa seluruh dunia ini yang mengakui beragama Islam. Salah satu cirinya ketika orang diterima ramadhannya yaitu Idul Fitri, kembali ke fitrah. Apa itu kembali ke fitrah? Kembali ke fitrah itu adalah kembali kita menemukan "Laaillahaillallah". Bagi yang sudah yakin bahwa hidup kita ini berasal dari Allah, akan kembali kepada Allah, dan perjalanan hidup kita menuju Allah harus tahu apa yang diperintahkan Allah. Bagi yang sudah Alhamdulillah, dengan ramadhan itu kita akan tambah yakin dengan itu, sehingga kita akan berusaha keras untuk menjaga itu. Bagi yang belum, yang masih setengah-setengah, ketika ramadhan sudah berlalu, kita sudah menjalankan maka akan ada dihati ini, nah itulah orang yang mendapat lailatul qadar, tak hanya iman yang Allah tanamkan dihati seseorang yaitu hamba-hamba Allah yang terpilih tentu karena buah perjuangan ketika bulan ramadhan maka akan yakin. Salah satu ciri orang yakin seperti apa? Dia sudah tidak risau dengan apa yang akan terjadi. Nah jadi ibu-ibu muda khususnya yang berada di rumah yang masih galau, masih takut anaknya nanti tidak terbiayai, takut suami tak cinta lagi, takut nanti anak-anak tidak berterimakasih kepada kita sebagai orang tua, nah kalau masih ada galau seperti itu itu belum, harusnya kita bertemu lagi dengan ramadhan yang akan datang. Jadi satu, Idul Fitri (kembali ke fitrah), Allah tanamkan dihati kita keyakinan. Bagi sahabat-sahabat di rumah yang mendapat itu, jangan lepaskan, karena hati itu bolak-balik. Maka sekarang syawal ini diuji oleh Allah, bisa tidak mempertahankan keyakinan itu supaya tidak dicabut kembali. Allah tidak akan mencabut kalau kita tidak lalai, tapi Allah akan terus mengingatkan kalau kita berusaha, jadi kita itu harus ada usahanya.
Yang kedua, ciri orang yang sukses ramadhannya adalah akhlaknya jadi mulia. Jadi dari keyakinan itu akan lahir akhlak , jadi para muslimah yang ada di rumah, para sahabat-sahabatku, subhanallah ya, para ibu yang sebelum ramadhan ini kalau menghadapi anak nakal itu langsung dengan mata yang bulet yah,, maksudnya melotot, sekarang bisa lebih bijak, bukan lemah bukan, tetapi bijak. Bijak itu ada saatnya jadi keras, bukan keras ya tapi tegas. Ada saatnya lembut penuh kasih saying karena memang rosul memberikan contoh seperti itu. Ada saatnya tegas, ketika anak sudah berulang-ulang diberi tahu tapi tetap tidak nurut nah itu kita wajib tegas. Ada saatnya sangat..sangat perhatian.. kita tuh..lahir batin kita itu bener-bener ditumpahkan rasa cinta kita kepada anak, nah itu untuk menumbuhkan rasa cinta kepada anak sehingga anak jadi cinta kepada kita. Nah jadi itu yang kedua Akhlak.
Perubahan yang Allah berikan kepada orang-orang yang khusyu pada romadhan. akhlak yang pertama yaitu akhlak kepada orang tua. Jadi akhlak anak kepada orang tua. Kalau dulu misalnya kita ini cuek kepada orang tua, padahal kita ini ke teman-teman sendiri seminggu tidak ada sms, tidak ada telepon, rasanya gelisah. Itu ke sahabat, padahal sahabat itu siapa? Iya baik sih ya baik, tapi tidak sebaik, tidak sebanyak pengorbanan perjuangan orang tua kita. Tapi kenapa kalau ke orang tua kita itu kok sepertinya itung-itungan. Coba saja kalau kita nelpon ke orang tua, orang tua udah curhat, baru juga beberapa menit udah,"aduh maaf ya mah, pulsanya mahal" coba gitu, itu kan akhlak yang buruk. Nah jadi kalau di Qur'an itu Walaataqullahuma Uffin,wala tanhar huma,waqullahuma qaulankariimaa="janganlah kamu mengatakan pada dua orang tuamu ah,..cis,..jangan kamu hardik keduanya,..dan
katakanlah kepada kedua-duanya perkataan yang baik-baik ", "uffin" itu kan maknanya sangat luas. Bukan hanya mengatakan "ah mama …", bukan, termasuk kita menyetop pembicaraan ibu kita yang sudah lama tidak ditelpon, dia sedang curhat tentang penyakit asam uratnya. Terus oleh kita teh malah distop karena sok sibuk, ceritanya kita sok sibuk, padahal ga sibuk-sibuk amat, padahal itung-itungan lagi pulsa, itu termasuk "ah" juga. Nah ramadhan itu harusnya melatih kita untuk lebih empati, lebih perhatian kepada orang tua kita yang sudah membesarkan kita, yang sudah berjuang.
Kemudian Akhlak yang kedua, akhlak kepada siapa?
Yang kedua akhlak kepada suami. Ibu-ibu biasanya yah kalau para istri itu suka nuntut yang sempurna dari suami. Ga ada yang namanya suami sempurna, mau cari ke seantero dunia, kemana mau Afrika kemana, ga akan ada. Yang sempurna itu hanya Rasulullah SAW. Suami kita itu manusia biasa seperti halnya kita, mungkin kita lebih banyak kekurangannya, kesalahannya, kita kalau dimaklumi sama suami kan seneng.nah tetapi kenapa para istri itu kadang-kadang seperti melihat disebuah taman yang indah, itu yang dilihatnya kandang sapi, kotorannya, padahal disebelahnya itu banyak bunga-bunga yang indah. Kita harus belajar sekarang setelah ramadhan selesai akhlak kita harus lebih baik kepada suami. Kita jadi istri yang pemaaf , istri yang bisa memahami suami, bisa memaklumi, itu istri yang baik.
Ada sebuah hadist rosul : "Wanita bisa masuk surga lewat pintu mana saja." Salah satu cirinya adalah yang keempatnya (langsung keempat), jadi dia tidak mau memejamkan mata sebelum dia meminta keridhoan suaminya. Nah ini kan membuktikan seorang istri yang sholehah itu adalah istri yang tawaddu kepada suami. Bukan yang "petantang-petenteng" merasa pinter, merasa lebih kaya, lebih tinggi pendidikannya.tapi justru tetap merendah,merendah . karena laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga. Kita lihat kelebihannya, pasti ada kelebihannya. Itulah istri yang akhlaknya baik.
Nah ramadhan kita dilatih dengan shaum, itu untuk menurunkan ego kita, jadi dari hawa nafsu yang ditahan, dikendalikan dengan mengendalikan makan, menahan tidak makan pada waktunya, itu akan berpengaruh pada jiwa kita. Jiwa kita akan merunduk kebawah. Nah jadi, jadilah seorang istri yang lebih baik kepada suaminya, giat-giatlah terus tafakuri terus kebaikannya. Sering saya ketemu dengan ibu-ibu kalau ditanya "kenapa kok sering kesal kepada suaminya?" aneh padahal anaknya udah 5, 7, ini yang diungkapnya itu yang jeleknya. Nah terus saya tanya, "itu rumah dari siapa?" "ya dari suami, kan aku yang nabung" "itu nabung uangnya dari mana?" "dari suami" aneh, sepertinya uang kita gitu ya. Padahal itu syariatnya uang dan rumah dari suami. Baju dari mana? Dari suami. Ada sih yang bisnis, "tapi kan kalau kita bisnis kan ditabungin, punya tabungan sendiri". Nah itu ego. Dengan shaum harusnya merundukkan hati-hati kita, bukan hanya kepada suami. Ternyata para istri yang kurang syukur kepada suami kurang berterimakasih kepada suami, klo syukur kepada Allah SWT maaf (koreksi). Maka dia akan menjadi pribadi yang kepada siapa pun belum, mau kepada tetangga, kepada anak, ke siapa yang dilihat tuh yang jeleknya. Kebayang yah ibu-ibu yang begitu tu waduh ‘rumeuk' deh wajahnya, walaupun sudah di ‘dempul' pake bulu mata palsu,maaf ya, itu gak memancar keindahan akhlaknya. Tetapi kalau seorang wanita yang, yaa secara lahir biasa-biasa tapi hatinya mulia, selalu melihat orang lain tu kebaikannya,keburukannya ah untuk dimaklumi namanya manusia. Maka itu akan bahagia hidup.
Nah itu yang kedua akhlak. Yang pertama tadi tauhid.
Nah yang ketiga, orang yang sukses ramadhan nya dia akan menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. "Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnasi ta'muruna bil ma'rufi watanhauna'anil munkari…" (QS. Ali Imran ayat 110 *red) . Ibarat kita berenang nih berenang,, kita sudah tau teori berenang , kemudian berenang, nah sudah berenang, kita mampu nih berenang, bisa lulus sampai ujung, nah kemudian ada temen kita yang tenggelam. Kalau kita mampu berenang, teorinya juga tahu maka kita bisa bantu, gak mungkin kita bisa berenang, teorinya sudah bisa, terus ada orang lain yang sedang tenggelam, terus kita biarkan," yang penting aku selamat". Tidak. Orang yang shaum itu, dia harus menjadi orang yang empati kepada orang. Ketika kita punya rumah baru,misalnya ,punya rumah baru bagus terus sering tafakur, "Ya Allah tetangga saya mau bayar untuk kontrakannya dia belum bayar, saya sisihkan uang sekian persen , untuk membayarkan kontrakan tetangga", ga harus dibangunkan rumah seperti kita yang besar, tetapi minimal ada empati disitu, bukan kita yang egois. Kita merasa sudah cukup tetapi bermanfaat untuk orang lain. Nah jadi sahabat- sahabat semua yuk kita jaga itu, ingin kita ya. Itu di dunia, kita memiliki keyakinan kepada Allah, akhlak mulia, itu akan disukai oleh orang lain. Kemudian diri kita bermanfaat itu didunia. Nah "la ‘allakum tattaquun" itu yang sebenarnya adalah kenikmatan yang hakiki yang Allah janjikan nanti di akhirat. Nah itu dia surat Ali- Imron ayat 15." A'udubillahiminasyaitanirrajiim"… itu yang sibuk-sibuk boleh dibuka ya.. karena saya bukan bicara diri sendiri tapi insyaAllah menyampaikan ayat-ayat Allah.. Jadi orang-orang yang taqwa, yang tadi 3 cirinya itu, ketika dilatih di bulan ramadhan maka jamiannya itu kata Allah " lil ladziinat taqou' inda robbihim jannatun tajri min tahtihal anharu kholidiina fiiha (QS Ali Imran : 15)". Subhanallah, ‘jannatun' itu surga-surga, bukan surga saja karna artinya sangat luas, sangat beragam kenikmatan. Nah kebayangnya kita kan surga itu taman yang indah, itu engga, itu ga mewakili. Jadi kenikmatan yang Allah berikan kepada seseorang "jannatun" itu baru kerasanya itu ketika nanti di akhirat. Ya itu urusan nanti akhirat, tapi biasanya kita kan pengen di dunianya dulu. Ooh ternyata tadi yang tiga itu, orang yang mulia akhlaknya, yang imannya kuat itu dia dapat surga dunia. Surga dunia itu tidak dilihat dari "physically" tapi bisa dirasa dihati masing-masing. Nah kalau di akhirat nanti sempurna. Semua aspek merasakan kenikmatan yang "kholidiinafiihaa abada". Sebenernya kita pengennya kita ketemu lagi ya nanti dengan ramadhantahun depan, karena kita merasa ramadhan ini belum..belum..belum ,, masih banyak kurangnya ya? Ya kita, apalagi "pakpikpek" (repot.*red) dengan anak, belum lagi yang diluar negeri nih.. mohon maaf teteh sapa, yang ga ada khodimat, anak 5 dibangunkan sahur 1 anak setengah jam, abis yah. Kadang-kadang keluar marah, nanti shaumnya berkurang deh pahalanya gtu bu, gak sempurna. Padahal itu ujian yang sebenarnya. Jadi sholat yang kita lakukan itu justru akan terlihat diluar sholatnya. Ketika shaum, shaum kita, gak makan ga minum, sholat, ketika itu, udah itu bikin repot anak-anak, gak jadi deh "inna sholati wa nusuki wa mahyaya" nya. Tapi mudah-mudahan sekalipun kita masih lama nih masuk ke bulan ramadhan yang akan datang, karena kita ga tahu apa ada usia atau engga, ya kita berusaha sekuat tenaga sekarang untuk mempertahankan kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan selama ramadhan. Kemudian kita harus berusaha nih yang belum shaum, kenapa ada shaum? Ya Allah…. Hikmahnya besar sekali. Kebayang kalo engga ada shaum syawal, ibu-ibu udah bablas nih kayanya, makan bakso tahu, cireng segala macam ga ada kendali. Oh ada shaum, apalagi perempuan nih, perempuan itu selain syawal ternyata ada qodo. Berarti hebat ya itu hukum Allah tu hebat. Kita ini… subhanallah, Maha Sempurna Allah SWT itu. Jadi Rasulullah memberikan contoh untuk me-rem hawa nafsu kita itu supaya terarah. Bukan ga boleh makan tapi ada shaum, kan hebat syawal itu shaumnya tidak setiap hari ya. Artinya boleh makan yang enak-enak dulu yang terkendali. Sekarang shaum aja dulu, yang belum qodo, ayo qodo dulu boleh, ada yang berpendapat syawal dlu boleh, kalo saya memilih qodo dulu karena saya tidak tau usia sampai kapan. Toh nanti ga keburu syawal, mudah-mudahan Allah tetap memberikan pahala kita itu, shaum qodo dapet, syawal itu urusan Allah SWT. Ya sudah, nanti kalo ada yang mau nanya atau member masukan silakan. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
❔Sesi Tanya Jawab
1⃣ Assalamualaikum teteh yang semoga dirahmati Allah, saya senang sekali melihat teteh, pribadi yang tenang dan bersahaja, santun dan penuh kesederhanaan. Boleh kah teteh berbagi rahasia bagaimana cara agar menjadi sosok muslimah yang tenang dan kuat seperti itu? Bagaimana cara agar kita dpt mensyukuri segala sesuatu yg terjadi dalam hidup kita?
Resty_Bontang_ipc4
Jawaban :
Assalamu'alaikum teh Resty, dari bontang jauh. Alhamdulillah kita bisa silaturahim lewat media ini. Subhanallah ya, pertanyaanya ini mudah-mudahan jadi do'a buat teteh. Teteh baru bercita-cita ingin menjadi wanita yang kuat, wanita yang tegar, wanita yang santun, amin amin mudah-mudahan jadi doa. Teteh sih.. apa ya resepnya sedang belajar meniru pribadi rosul, sekalipun masih jauh dari mirip, wah masih jauh seperti bumi dan langit jauhnya, tapi mencoba. Ya ga usah ke rosul dulu, tapi ke keluarganya. Bagaimana Siti Khodijah,, jadi teteh berusaha untuk mencari orng-orang yang menjadi idola. Ternyata idola itu sudah tidak ada secara lahir. Tapi ternyata di kisah-kisah kita ketika membaca ayat-ayat Allah, Hadist, itu sebenarnya kita bisa belajar dan kita bisa lihat orang-orang di sekeliling kita yang mirip mirip pribadinya seperti pribadi para shohbiah dlu. Mudah-mudahan Allah memuliakan Ustadzah Yoyoh Yusroh beliau putra-putrinya 13, pernah bertemu beberapa kali tapi sampai sekarang membekas. Jadi ketika kita ada orang yang menjadi tauladan bagi kita ya kita tiru sisi kebaikannya. Jadi memang semuanya yang terjadi ini Allah SWT yang menakdirkan. Maka kuncinya adalah belajar terus, seperti ini saling berbagi. Ketika sudah belajar, bagaimana supaya kita tambah yakin kepada Allah, ys tentu apa yang kita dapatkan ilmu itu harus segera diamalkan, jangan ditunda. Nah dari situ baru nanti kita merasakan manisnya dari ilmu yang kita amalkan, walaupun masih bolong-bolong masih harus berjuang. Tapi nanti baru terasa manisnya. Ya mudah-mudahan forum ini menjadi jalan kita berbagi ya, teh Resty selamat beraktivitas ya sudah berkeluarga ya? Mudah2an sudah sudah ada anak.✅
2⃣ Assalamu'alaikum teh.. Saya mau bertanya, bagaimana cara berbicara dan memahamkan kepada ibu kalau saya sebagai seoarang ibu juga ingin membesarkan sendiri anak saya sendiri tanpa bekerja? Karena ibu saya merasa klo saya sudah kuliah tinggi-tinggi sayang kalo ga di amalkan ilmunya..itu bagaimana ya teh, jazakillah khair teh.
Sari/bekasi/ipc1(timMana)
Jawaban :
Ya teh sari, teh sari selamat ya jadi bidan. Berarti bisa mengurus anak-anak dengan ilmu yang benar, berarti ini kelebihan untuk teh sari. Tentu teh sari menjadi bidan ini dulu kan syari'at nya dari orang tua yang mengkuliahkan jadi sangat wajar kalau orang tua menginginkan anaknya bekerja sesuai dengan dulu kuliah, sudah dibiayai sekian banyak. Nah sekarang tinggal teh sari bisa memilah-milah, kalo misalnya ingin fokus ke anak, ya coba lihat, benar ga dengan fokus ke anak itu bisa memaksimalkan potensi teh sari. Tapi mungkin akan lebih baik, kalau misalnya gini, ke anak tetap fokus, tapi ketika misalkan ada potensi yang bisa bermanfaat untuk orang lain, ya jadilah bidan yang bisa menolong orang lain, ya tentu mungkin waktunya tidak seperti bidan-bidan yang lain yang justru lebih banyak diluar. Nah coba dikomunikasikan dengan ibu, dengan orang tua bahwa Alhamdulillah, teh sari ini mungkin bisa juga menolong orang lain, tetapi tidak full, tidak banyak diluar. Justru lebih banyak di rumah. Dan coba perlihatkan bagaimana sikap teh sari kepada orang tua lebih mulia, lebih perhatian ke orang tua. Orang tua itu bagaimana kita bersikapnya. insyaAllah mudah-mudahan orang tua terap ridho dengan apa yang dilakukan oleh teh sari.✅
3⃣ Assalamualaikum
Teh Ninih, bagaimana cara memberi pengertian kepada orang tua (terutama ibu) untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun dan mau untuk lebih mmperdalam ilmu agama? Jzklh khoir atas jawabannya..
Dessy Syukriya Aryati_selatpanjang_ipc6.
Jawaban :
Teh Dessy dari selatpanjang, jadi kalau kita ingin menjelaskan atau memberi masukan kepada orang tua, harus belajar jangan suka buruk sangka, beda kalo kita ke orang tua dengan ke anak. Karena kalau anak itu kan kita berada di atas, istilahnyakita adalah pembimbing, kita adalah guru buat anak-anak. Tapi kalau ke orang tua beda. Jadi kalau ke orang tua harus lebih lebih hati-hati lagi, harus lebih bijak. Isinya benar kita itu menyampaikan, tapi kalau ada di hati kita merasa mengajari kepada orang tua nah itu yang akan menyinggung perasaan.jadi caranya coba deh ini sederhana aja, misalnya kita sebagai anak, ibunya lagi pegal-pegal.. "ibu pegal ya?" terus dipijit dengan penuh cinta. Nanti ketika ngobrol-ngobrol nah biasanya nanti orang tua suka ngobrol apa gtu.. coba kalau itu ada sambungan dengan itu, nanti kita pakai bahasa yang sangat halus sekali. "wah ibu, ibu teh subhanallah ya, coba ibu kalau seminggu ada belajar agama, bisa lewat media, bisa lewat televisi wah ibu nambah pinter" . jadi kitra harus melakukan sesuatu dulu, baru setelah itu kita memberi masukan, itu pun kalau memungkinkan kondisinya. Kalaupun engga minimal do'a. karena ada kalanya do'a itu lebih tepat untuk orang tua tertentu, karena kalau kita berbicara terkadang justru malah menimbulkan perpecahan, menimbulkan permusuhan, itu yang harus dihindari, jadi kita sebagai anak harus panadi melihat karakter ibu itu seperti apa.✅
4⃣ Assalamu'alaikum wr wb.. Salam ukhuwah dan cinta dari kami teteh.. Perkenalkan saya Shona, mau nanya teh.. Gimana agar kita bisa istiqomah dengan amalan-amalan selama Ramadhan. Kok ya terasa lebih ringan dikerjakan saat Ramadhan. Selepas Ramadhan kadang terasa lebih berat. Tilawah misal, semangat berlembar lembar, tapi sekarang satu dua lembar saja sudah bersyukur. Terlebih sebagai ibu rumah tangga yang rasanya aktivitas ga ada henti-hentinya Jazakillah khair atas penjelasannya..
Shona_Padang_ManagementIPC
Jawaban :
Assalamu'alaikum teh shona, kenalkan ya. Selamat teh shona menjadiketua di acara ini, mudah-mudahan Allah membalas kebaikan teh shona, Allah membimbing terus ide-ide yang cemerlang, menjadi jalan kebaikan diri kita bagi orang lain. Jadi tadi tentang menjaga, waduh ini persis, saya pun sama. Jadi apa yang ditanyakan teh shona itu menjadi nasihat bagi kita semua. Apakah saya termasuk yang istiqomah, minimal menjaga amal ibadah yang standar ketika ramadhan. Ini bukan membela diri ya saya, karena memang kalau persis seperti ramadhan, itu memang tidak dituntut seperti itu. Karena Rasulullah SAW itu menganjurkan kita untuk I'tikaf itu diluar ramadhan tidak, tidak terlalu difokuskan tapi kok 10 hari terakhir. Nah artinya setelah itu bukan berarti kita duduk manis kemudian I'tikaf di masjid, di 10 hari terakhir. Kita setelah ramadhan itu langsung terjun ke lapangan yang sebenarnya. Jadi yang paling penting ketika ramadhan itu adalah esensi, esensi npenguatan ruhiyah kita, jadi ketika kita nanti terjun ke lapangan sebagai seorang ibu. Nanti ketika syawal itu harus jualan pisang goring lagi, malamnya harus nyiapin buat anak-anak besok sekolah, besoknya harus nganterin, itu kan realita hidup. Nah tetapi ketika ramadhan dengan bersungguh-sungguh mengisi ramadhan itu dengan amal-amalan yang mahdhoh itu akan menguatkan ruhiyah kita, jadi kita nanti mungkin beda dengan ramadhan, maksudnya gini, ketika ramadhan kita membaca Qur'an bisa 1 juz, 2 juz sehari. Diluar ramadhan karena ada aktifitas, nah tapi aktifitas itu harus jadi sarana amal dari Qur'an. Nah itu yang mungkin belum ya kita, jadi kayak ibu-ibu nih, harus mendidik anak, nganterin dari pagi, nungguin di sekolah, kemudian kalau waktu ramadhan kita tilawah,kita itu sebenarnya sedang mengamalkan satu ayat yang di Qur'an : " Yaa ayyuhalladziina amanu quu anfusakum wa ahlikum naaro" , kemudian sedang mendidik anak-anak supaya anak-anak menjadi anak yang pinter. Itu berjam- jam berarti amal dari Qur'an. Ini mah bukan membela diri ya. Mudah-mudahan kalau aktifitas yang sepertinya duniawi padahal itu amal kita, itu bisa sebanding dengan ramadhan ketika kita full benar-benar meningkatkan amalan yang mahdhoh. Tentu tetap ada standar yang memang tetap harus dijaga, seperti Qiyamul lail, kalau ramadhan jam 1 I'tikaf bisa, karena besoknya ga ada aktifitas. Tapi kalau diluar ramadhan sekarang minimal sekali 2 rakaat tambah 1 witir itu minimal, tapi ga boleh lepas, tapi dua rakaat itu yang berkualitas. Sehingga siangnya kita dengan aktifitas itu semua dibimbing Allah, yang sepertinya urusan dunia justru itu urusan akhirat. Yang dunia itu bisa jadi bekal ke akhirat. InsyaAllah.✅
5⃣ Assalamu'alaikum teh ninih..
teh bagaimana memanage hati untuk selalu berfikir positif namun tetap berhati-hati (agar tidak dibodohi)? apakah rasa takut (lebih tepatnya waspada) seperti itu termasuk rasa takut selain kepada Allah?
cahya_kudus_IPC5
Jawaban :
Teh Cahya di Kudus, Kudus itu daerah para wali katanya ya, mudah-mudahan kita bisa meniru para wali para ulama kekasih Allah yang dekat dengan Allah SWT. Ini teh Cahya tentang berbaik sangka. Pernah ada pengalaman teteh, ada santri ikut renang, santrinya ini orang kaya, jadi dari gayanya tu gaya yang bisa renang teh, jebur aja renang semua, teteh juga ikut. Nah jadi karena dari gayanya itu seperti gaya yang bisa renang, pas sekian menit kemudian santri itu kayak tenggelam, tapi ga percaya, jadi teteh gini "biarin dia mah pinter", ternyata beneran dia itu yang gayanya bisa renang ga bisa renang, akhirnya apa? Tenggelam itu beneran,nah itu kan salah besar. Artinya kenapa kita ga percaya sama dia bahwa dia benar-benar tidak bisa berenang, jangan melihat gayanya. Nah artinya apa? Bahwa berbaik sangka disini itu urusan hati kita. Ketika ada orang datang, compang-camping bajunya, kemudian ia minta-minta, minta bantuan. Nah apakah kita langsung kasih? kan engga. Artinya apa? Disitu ada baik sangka dulu, oh Allah yang menggerakkan dia datang ke rumah saya, sudah itu kemudian kita setelah baik sangka tetap ada yang namanya ‘tabayyun' nah itu di Qur'an "fatabayyanu" jadi kalau ada sesuatu yang meragukan, segera minta kepada Allah. Ya Allah siapa dia? Nah kita harus ikhitar, "adik dari mana? Mana surat pengantarnya,oh minta sumbangan ini, ada nomor telepon nya engga? Saya nanti telpon" supaya nanti tidak ‘tenggelam' dibiarkan. Nanti kita terjebak ngasih uang 20 juta misal apalagi 20 milyar. Ternyata dia bohong, karena kita terlalu memanfaatkan baik sangkanya tidak tepat. Jadi teh Cahya kalau ada sesuatu segeralah kontak sama Allah SWT, minta diperlihatkan ‘siapakah dia' kalau itu berkaitan dengan orang. Mudah-mudahan Allah menunjukkan. Kalau tetap masih ragu, sukur-sukur kalau bisa istikharah, tapi ya mana mau ya kita istikharah. Tapi minimal minta sama Allah , toh misalnya nanti kita sudah baik sangka, sudah ada syari'at dijalankan tapi tetap dia berbohong ya kita nanti dapat pahala sabar, untuk menyikapi orang yang bodoh. Di surat Al-furqan yah ada, kalau orang " ‘ibaadurrahman" itu "Alladziina yamsyuna alal ardhi hauna(n) wa idza khotobahumul jahiluna qolu salama(n) (Al-furqan: 63)" jadi kalau orang yang bodoh, yang menipu ke kita tetap kita harus berkata santun harus dengan kata-kata yang ‘salam', artinya apa? Supaya dia bisa merubah dirinya yaitu kita dengan bijak menyikapinya tidak dengan frontal. Wallahu'alam.✅
6⃣ assalamu'alaikum teteh, bisa dibagi tipsnya mungkin, saya termasuk yang kadang susah mengendalikan emosi ketika anak sedang tidak bisa diberitahu/dinasehati. Supaya kedepannya bisa lebih sabar lagi menghadapi anak. Dan mungkin bisa diberikan contohnya, karena kadang kita bermaksud tegas tapi ternyata hasilnya jadi emosional..jazakillah khayran teh ninih :)
Chacha_Tokyo_IPC5
Jawaban :
Teh Chacha dari Tokyo. Mudah-mudahan teteh bisa kesana lagi, bisa silaturahim dengan yang disana. Jadi pertanyaan ini sama seperti kita dulu para ibu yang anak-anaknya masih kecil beda dengan yang anak-anaknya sudah besar. Kalau maih kecil lebih ke melatih emosi kita. Jadi prinsipnya bahwa anak yang dididik dengan kekerasan maka ia akan menjadi anak yang keras. Anak yang dididik dengan kasih sayang maka ia akan menjadi penyayang. Itu sudah otomatis. Terus anak yang dididik dengan emah, tidak ada pendidikan sama sekali itu akan lemah. Nah jadi penting disini bahwa kalau kita emsional, segala sesat it ditangapi dengan emosional, nanti yang direkam oleh anak itu marahnya buka nasihatnya. Nah jadi contohnya bagaimana? Caranya bagaimana untuk melatih kita?
Jadi ada pintu-pintu syetan masuk ke dalam hati kita itu pintu yang pertama adalah ketika marah. Jadi kalau lagi marah itu syetan benar2 masuk.
Kemudian ketika sedih, sangat sedih.
Yang ketiga ketika "love story". Ketika jatuh cinta kepada yang bukan haknya. Misalnya tiba-tiba CLBK (cinta lama bersemi kembali), itu masuk syetannya. Sekarang syetan masuk ketika marah, maka kalau sudah ada pemicu marah dari anak, itu yang harus kita lakukan adalah dzikir. Dzikir itu bukjan hanya dzikir lisan. Ada ibu-ibu yang anaknya nakal yang tidak baik, langsung dzikir tapi dzikirnya Cuma lisannya saja "Astaghfirullahal'adzim" (nada suara tinggi).. hatinya, fikirannya tidak ingat kepada Allah. Itukan semua aspek harus ingat kepada Allah. Ketika anak tidak mau sekolah, kemudian dia tidak mau mandi misalnya. Malah dia ngumpet di kolong meja, ini pengalaman teteh dulu. Pas dicari ternyata dia tuh nangis (guling2) tidak mau, padahal sudah jam 7. Itukan jam 7 harus sudah berangkat seolah. Disitu harus langung ingat Ya Allah " A'udzubillahiminasyaitanirrajiim",, ini udah mau marah nih, hati ini udah mau jewer, udah mau ngata-ngatain "kamu itu nanti bodoh"… coba kalo bilang bodoh ya, itu bisa jadi do'a. nah artinya isitu apa? Langsung kita harus connect langsung "Ya Allahg ini anak saya, Engkau yang memberikan kebaikan kepada anak saya, minta dibimbing lisan saya Ya Allah", pas sudah gitu "nak," (eh naik lagi suaranya) turunin lagi.. "nak," nah itu kalau sudah dilatih nanti jadi terlatih tidak terpngaruh. Jadi ketika 5 menit pertama kita tidak terpengaruhg, lima menit kedua agak terpengaruh dikit, turunin lagiu. Inilah maknanya "Ala bidzikrillah tathmainnul qulub (Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram, QS 13:28)", bukan hanya menghadapi anak tapi menghadapi urusan suami juga sama. Tiba-tiba ada SMS nyasar, handphone punya suami, memancing kita untuk cemburu, itu kalau tidak ingat Allah, syetan masuk. Bisa dilempar itu handphone, masuk sumur kan rugi ya? Tetapi kalau kita ingat Allah itu ketika mau marah sdah gemetar, jantungnya sudah berdetak (kencang/red), nanti Allah yang akan membimbing. Itu harus dilatih, harus belajar. Jadi kuncinya adalahg dzikir, dzikir, dzikir nya dzikir fikiran, dikir lisan, dzikir hati. Insya Allah bisa.✅
7⃣ Assalamualaikum.wr.wb. Teh mau bertanya adakah amalan atau doa agar hati dan fikiran selalu tertautkan kepada Alloh, dikala iman sedang turun hati bs langsung tergetar untuk mendekatkan diri pada Alloh
Linda_solo_ipc5
Jawaban :
Teh Linda dari Solo. Do'a supaya tetap berinteraksi dengn Allah SWT, do'anya sederhana ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW kepada Mu'ad kalau tidak salah. Jadi sangat mencintai sahabatnya "Aku mencintaimu", sampai seperti itu. Kemudian Rasulullah memberikan amalan yaitu do'a "Allahumma a'inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik [Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu] (HR. Abu Daud dan Ahmad)" itu do'a dari Rosul sangat-sangat padat, singkat tapi padat. Kalau membaca itu setiap ba'da sholat, benar-benar dihayati "Allahumma a'inni" Ya Allah tolonglah aku, coba kita minta tolong kepada Allah karena kita itu orang yang sering lupa sama Allah. Terutama kalau sedang marah, boro-boro ingat sama Allah. Jadi " Ya Allah berikan aku selalu mengingat engkau dalam kondisi apapun", kan maknanya begitu. Sedang marah, sedang punya uang, sedang gaji naik, suami lagi baik, suami lagi kurang baik, selalu ingat Engkau". Begitu "Allahumma a'inni ‘ala dzikrika wa syukrika"… dan syukur. Wah ini cocok banget buat para wanita karena banyak wanita yang masuk neraka, penyebabnya apa? Kurang berterimakasih kepada suaminya. Jadi kemarau setahun lantis oleh hujan sehari, nah itu perempuan.Do'a nya "Allahumma a'inni ‘ala dzikrika wa syukrika.." supaya jadi ahli syukur kepada Allah, sekecil apapun nikmat yang Allah berikan dan berterima kasih kepada orang yang menjadi jalan. ".. wa husni ‘ibadatik.." dan sebaik-baik ibadah artinya kekhusuan, kenikmatan ibadah tadi. Aduh itu teh "a'inni" ‘aku minta tolong'. "Ya Allah bantulah aku, tolonglah aku bisa menikmati sujud ku, bisa menikmati bacaan Qur'an, bisa menikmati dzikir. Artinya kita butuh pertolongan Allah. Tanpa pertolongan Allah kita tidak bisa.✅
8⃣ Assalamu'alaikum teh Ninih
MasyaAllah teh ninih idola muslimah sholihah semua,seneng banget bisa komunikasi langsung lewat media online ini.
Teh,gimana ya menghadapi dengan kelemah lembutan sikap dan tutur kata atas perlakuan sekitar yang kita rasa kurang tepat atau kurang sesuai dengan harapan kita. Misalnya teguran dari orangtua atau suami yang terdengar menuduh kita sementara kita tetap wajib berlaku baik terhadap mereka meskipun mereka ada kekeliruan?
Terima kasih atas jawabannya teh.
Mutmainnah_Banjarmasin_IPC2
Jawaban :
Alhamdulillah teh muthmainnah kita namanya sama ya.. mudah-mudahan jadi do'a. muthmainnah itu adem, ayem, tentrem, nafsu yang selalu mendorong kepada kebaikan, insya Allah ya. Tadi pertanyaannya tentang menghadapi orang disekeliling yang kurang baik kepada kita. Tadi sudah sedikit ya diulas di surat Al-Furqan ayat 63. Jadi ciri-ciri " ‘ibadurrahman" itu dia rendah hati, berjalan dimuka bumi ini tidak sombong, tidak meremehkan orang lain. Karena dia melihat bahwa orang lain dihadapan Allah kita tidak tahu. Ada orang yang bajunya compang-camping hatinya kita tidak tahu. Ada orang yang bajunya hebat, bagus, rapi, syar'I hatinya belum tahu. Jadi kita tidak bisa menilai seseorang dari fisik. Artinya itulah ciri orang yang tawaddu. Yang kedua " ‘ibadurrahman" itu adalah "wa idza khotobahumul jahiluna qolu salama(n) QS. Al Furqon:63" Apabila ada orang bodoh yang berbicara, orang bodoh disini bisa jadi orang yang menghina, yang merendahkan kita, yang memfitnah, pokoknya yang menyakiti. Baik itu dengan kata-kata atau sikap, "qolu salama", maka berkatalah dengan kata-kata yang santun. Nah jadi kalau ada orang yang seperti itu, ingat dengan ayat Al-Qur'an disini, bukan yang buruk dibalas lagi dengan yang buruk. Tapi yang mulia itu yang buruk dibalas dengan kebaikan, itu namanya ihsan, mulia. Dan Rasulullah SAW memberikan contoh seperti itu, walaupun nafsu inginnya membalas. Nafsu inginnya justru lebih dendam, lebih benci kepada dia. Tapi bagi hatinya yang terlatih, lihatlah kemuliaan Rasulullah SAW. Rosul itu kepada kakek Yahudi yang setiap hari menghina ketika Rasulullah SAW menyuapinya, Rosul tetap menyayangi. Ujungnya apa? Ujungnya terbelulah hati dia dengan kemuliaan Rasulullah SAW dan akhirnya kakek Yahudi masuk islam. Nah orang disekeliling kita, orang yang terus menghina, merendahkan kita, memfitnah kita, dengan keyakinan, mudah-mudahan dengan saya mengendalikan marah saya ingin jadi jalan kebaikan untuk nya. Nanti suatu saat Allah memberikan hidayah taufik. Syari'atnya lewat kita mengendalikan marah. Insya Allah.✅
9⃣ Assalamu'alaykum teh ninih..
Saya nova, mau nnya, bagaimna mengasuh anak agar tetap dalam koridor islam sedini mungkin dan mengatur emosional kita yang kadang melihat anak dengan semua tingkah laku nya.
Nova/medan/ipc6
Jawaban :
Teh Nova dari Medan. Mudah-mudahan putra-putrinya menjadi putra-putri yang sholih sholihah. Bagaimana mendidik anak?
Satu, yakin bahwa yang mensholehkan anak itu Allah SWT, jadi bukan kita. Kita itu orang tua yang diditipi, yang diamanahi, kenapa harus yakin itu? Karena kalau yakikn bahwa Allah yang mensholehkan kita tidak akan emosi. Jadi tidak akan menginginkan anak yang segera langsung instan. Tapi ada disitu campur tangan Allah yang memberi kesholehan.
Yang kedua tugas kita sebagai orang tua berbicara dengan nasihat itu tidak sekuat kalau bicara dengan contoh. Jadi misalnya, kita ingin menjadi anak yang stabil emosinya nah ternyata kita yang emosional. Ketika kita bertanya kepada anak "kamu teh kenapa sih marah kaya gitu?" padahal kitanya marah. Nah anak itu jadi satu sisi ibunya ingin supaya anaknya tidak jadi pemarah, tapi ibunya pemarah. Berarti ketika mengingatkan sesuatu orang tua tetapi ortunya yang melanggar itu sudah aib. Sudah itu jelek pandangan anak-anak. Maka sekarang yang kedua itu benar-benar apa yang diinginkan dari anak harua ada pada diri saya. Kalau saya emosional ya tadi sudah ya resepnya. Bagaimana supaya terlatih mengendalikan emosi yaitu dengan selalu online dengan Allah SWT. Ibadah kita kemudian dilatih setiap saat. Ketika marah, oh ini tadi kenapa marah, penyebabnya ini, dicoba lagi, nanti lama-lama terlatih. Nah itu yang kedua. Kemudian yang ketiga..
Satu yakin Allah yang mensholehkan, dua contoh dari kita, yang ketiga harus tahu ilmu. Karena kita kalau tidak tahu ilmu apa yang mau disampaikan kepada anak, apa yang mau dicontohkan kepada anak? Jadi ilmu itu terus..terus tentu ilkmu yang tadi jadi amal. Kemudian yang keempat, cari lingkungan yang kondusif. Lingkungan buat anak itu mudah sekali terbentuk. Ada di lingkungan yang baik nanti terbentuk baik, dilingkungan buruk nanti terbentuk buruk. Jadi itu syari'atnya ya ikhtiar, tetap Allah yang melindungi, Allah yang menjaga anak-anak kita. Dan yang kelima adalah do'a. ini do'a itu senjata orang yang beriman. Jadi kita ini tidak boleh bosan untuk berdo'a. artinya apa? Do'a itu adalah buktiu bahwa kita ini tidak mampu apa-apa terhadap anak. Tapi dengan yakin bahwa Allah yang mensholehkan. Kita benar-benar butuh pertolongan Allah, baik cara mendidiknya maupun untuk keberlangsungan anak-anak kedepan disaat kita memangharus meninggal sebelum anak-anak sholeh. Tapi ada Allah yang menjaga, bisa lewat siapa saja yang Allah pilih untuk bisa jadi jalan kesholehan anak-anak kita. Mudah-mudahan bisa ya.✅
🔟 Assalamualaikum teh ninih.. kita harus bagaimana kalau sudah tidak merasa nyaman meninggalkan anak bersama ibu sendiri tapi ibu saya tetap menyuruh saya bekerja dengan alasan untuk masa depan anak saya padahal suami sudah mengijinkan saya berhenti kerja.. terimakasih teh ninih
Dian_cimahi_Ipc 1
Jawaban :
Teh Dian, kalau ini sebaliknya dengan yang tadi ya?
Kalau ini ibunya malah menyuruh anaknya untuk bekerja. Kita llihat dulu kenapa ibu menyuruh anaknya untuk bekerta. Kalau itu karena faktor ekonomi, karena masih kurang untuk anak-anak dengan keluarga. Bahkan dengan kita bekerja bisa membantu orang-orang sekeliling yang lemah. Ya itu kan menjadi amal sholeh. Yang paling penting sekarang, kalau ibu menginginkan anaknya bekerja dengan tidak meninggalkan tanggung jawab dan ibu siap untuk menjaga cucu, tinggal diatur waktu. Maksudnya ada waktu yang anak itu tidak boleh diserahkan kepada nenek, nanti ibunya nenek dong. Nanti yang dibela oleh anak kita malah neneknya. Artinya apa? Kita harus pandai-pandai ketika nanti anak kita dititipkankepada neneknya tetap ada peran seorang ibu. Ketika kita pulang dari kantor, dari bekerja ya tarik anaknya, kita fokus sama anak. Nanti mamah bagian ngasuh kalau teteh pergi bekerja. Kalau teh Dian tetap tidak mau bekerja, sudah disepakati oleh suami, berarti ini pendekatan kepada ibu harus lebih intensif. Supaya apa? Supaya ibu tetap tidak merasa kurang dihargai. Kalau itu masalah ekonomi berarti teh Dian dengan suami harus berdiskusi supaya terpenuhi semuanya buat keluarga. Ibu juga dapat rejeki dari kita. Kalau itu yang menjadi permasalahan, insya Allah ga akan maksa untuk bekerja. Bahkan seorang ibu yang baik, senang kalau anaknya itu benar-benar tidak tersita dengan bekerja. Kalaupun bekerja ya secukupnya saja tapi anak-anak justru lebih terdidik dengan sempurna oleh ibu kandungnya sendiri. Itu idealnya seperti itu.✅
1⃣1⃣ Assalamu'alaykum. Senang sekali bisa berbincang dengan Teteh. Teh,bagaimana mulai mengajarkan agama/ibadah pada anak yang masih balita? Mengingat kondisi lingkungan disini yang sangat jauh dari agama. Bahkan untuk sekedar mengenalkan masjid saja sulit kami lakukan. Jazakillaah
Lisa_France_IPC 5
Jawaban :
Teh Lisa dari Perancis. Persis seperti teteh, teteh juga perancis (perapatan ciamis) kalau teh lisa perancis asli ya. Baik teh Lisa subhanallah ya, teh Lisa harus mendidik anak di lingkungan yang belum kondusif. Jadi yang harus kondusif itu mulai saja dari kita. Jadi teh Lisa tidak usah takut ketika anak berada di lingkungan luar negeri. Kalau apa? Kalau ibu dan bapaknya membuat lingkungan rumah yang kuat. Nanti ketika anak kita keluar apalagi yang masih balita. Dia membawa kekuatan, jadi seperti intan. Kalau diluar nanti ada di semak-semak yang tempat sampah tetap saja mengkilat, tapi memang butuh pengorbanan ini. Berarti memang kitanya orang tuanya. Sekarang bagaimana kalau memperkenalkan masjid? Ya kan di perancis memang sedikit masjid. Artinya ketika jalan ketika melihat tayangan ada masjid, ini tempat beribadah. Sebenarnya semua itu bisa dipakai masjid kecuali WC, makam. Mesjid itu kan tempat sujud. Jadi di Perancis pun tempat sujud orang-orang yang beriman itu dimanapun bisa melakukan. Nah hanya ada masjid yang dikatakan masjid bisa untuk jum'atan, buat I'tikaf nah itu bedanya seperti itu. Nah tapi tetap anak harus diberikan pemahaman bahwa ada tempat-tempat untuk bersujud orang-orang beriman. Maka kita harus menjadi anak yang rajin bersujud. Nah berikan contoh oleh kita. Yang balita, yang masih lari-lari kalau perempuan kita belikan mukena yang lucu kalau sekarang. Sejadahnya yang mungil. Kemudian kita bagian yang mengimami kalau itu perempuan sama perempuan. Kalau laki-laki berarti ke bapaknya. Kalau balita itu senangnya yang menyenangkan, bukan sesuatu yang menakutkan. Kalau anak tidak langsung sholat jangan langsung ditakuti "nanti masuk neraka" "nanti ada malaikat jabaniah", nanti anak jadi langsung penakut padahal Allah mengajarkan kepada kita ayat-ayat Qur'an itu diawali dengan "Bismillahirrahmanirrahiim" artinya yang dikedepankan rahmat Allah. Tentunya nanti dibelakangnya untuk mengimbangi ada ancaman Allah yang disampaikan di Qur'an untuk dijelaskan juga kepada anak-anak, supaya ada rasa takut. Mudah-mudahan anaknya anak yang sholeh. Kapan-kapan ke Bandung ya, kita ketemu teh Lisa mudah-mudahan anaknya ada yang bisa pesantren di Bandung.✅
Ket : Transkripsi oleh Divisi Admin IPC
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏 〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com