Originally created by @fufuelmart
Komunikasi adalah salah satu elemen penting dalam setiap interaksi antar sesama manusia, begitupun dalam pernikahan. Banyak banget teori tentang bagaimana berkomunikasi yang baik antar suami dan istri, tapi saat mengaplikasikannya tidak semudah teorinya. Sekarang ini, saya akan membahas 3 hal yang biasanya menghambat proses komunikasi yang baik antara suami dan istri. Langsung saja, ini dia...
Yang pertama, adanya "Mindset" yang berbeda tentang bagaimana berkomunikasi dalam pernikahan.
Saat menikah dengan pasangan, kita adalah dua asing yang disatukan dalam sebuah ikatan; dengan dua pola pikir berbeda, dua kebiasaan bertahun2 yang berbeda, dua isi kepala dan tingkah laku berbeda serta dua keluarga yang berbeda. Oleh karena itu, patut dipahami bahwa perbedaan cara komunikasi pun akan berbeda. Karena tak ada sekolah pernikahan dan berkeluarga, secara otomatis mau tak mau, suka tak suka, kita akan belajar dari orangtua kita. Bahkan dari semenjak kecil. Apa-apa yang kita lihat dan dengar dari orangtua kita, terutama saat masa golden age, secara otomatis akan menjadi "mindset" dalam otak kita, tanpa kita sadari. Karena, di masa-masa golden age tersebut, apa yang kita "terima" tidak disaring oleh otak mana yang baik dan mana yang buruk; dikarenakan sistem otak yang masih dalam tahap perkembangan.
Sehingga, meski kita "merasa" sudah belajar ke sana kemari, sudah mencoba menyerap ilmu itu; mencoba mengaplikasikannya, tapi tetap ada saat dimana kita tak mampu mengontrol hal tersebut, terutama saat tertekan. Misal, saat kecil kita seringkali melihat cara ibu memperlakukan ayah saat bertengkar, itu akan mempengaruhi bagaimana cara kita memperlakukan suami saat bertengkar. Maka dari itu, hal yang penting dilakukan untuk memprogram ulang "mindset" yang mungkin kurang baik, diperlukan penerimaan terhadap masa lalu, alias membersihkan sampah emosi.
Yang kedua, adanya EGO yang mendominasi
Biasanya hal kedua ini juga menjadi salah satu alasan "mandek" nya komunikasi dalam pernikahan. Suami dan istri yang sama-sama menunggu salah satu diantaranya "duluan" minta maaf, duluan bilang terima kasih, duluan inisiatif ngajak bicara. Salah satu atau keduanya merasa bahwa "seharusnya" pasangannya lah yang memulai. Padahal pernikahan itu sendiri adalah tugas bersama, bukan tugas masing-masing, keduanya perlu bekerja sama dan mempertnaggungjawabkan itu semua.
Sehingga yang perlu dilakukan adalah merendahkan ego dan mencoba "memulai" tanpa harus khawatir bagaimana respon pasangan. Saat ego meninggi, ingat bahwa derajat kita di hadapan Allah tak lantas menjadi rendah. Apalagi ada niat baik untuk semakin harmonis dengan pasangan.
Yang ketiga, TIDAK TEPAT dalam "Waktu, Tempat, dan Cara"
Kemauan untuk berkomunikasi dengan baik sudah di dapat, namun seringkali tak menuai respon yang baik dari pasangan. Tiga penyebab utamanya biasanya; karena waktu yang tidak tepat. Sebaiknya pilih waktu yang benar-benar dalam kondisi keduanya sedang dalam berpikiran jernih dengan suasana yang nyaman. Baiknya tidak menimpali, mendebat atau menyangkal di saat emosi salah satu atau keduanya sedang meninggi.
Kedua karena tempat yang tidak tepat. Sebaiknya dicari tempat yang nyaman untuk bicara berdua. Tempat yang ideal untuk berkomunikasi versi suami dan istri biasanya berbeda, sehingga cari tahu dan tanya pada mereka, dimanakah tempat yang nyaman untuk berbincang berdua untuk mengklarifikasi sesuatu atau merancang mimpi pernikahan bersama.
Ketiga mungkin karena cara yang tidak tepat. Berkomunikasi dengan manusia yang notabene makhluk super kompleks itu, tentu ada seninya. Meskipun kita tak bisa mengkotak-kotakan jenis orang begini dan begitu; namun mengetahui jenis personality, karakter dan "jenis apa" pasangan kita, akan mempermudah kita untuk berkomunikasi dengannya. Sehingga mengetahui ilmu tentang karakter personality seperti apa diri kita, dan seperti apa pasangan kita, menjadi salah satu poin penting untuk tercapainya komunikasi produktif dalam pernikahan.
Pernikahan memang tak sesederhana teori dalam buku, namun sangat patut diperjuangkan dengan mengaplikasikan ilmu. Pernikahan yang harmonis adalah hadiah terindah bagi anak-anak kita, kenangan masa kecil baginya yang otomatis menjadi warisan saat mereka dewasa. Maka dari itu, mari kita senantiasa perbaiki komunikasi dengan suami, merendahkan ego diri, karena antara suami-istri tidak ada istilah menang atau kalah; melainkan maju dan bahagia bersama hingga Jannah.
Sekian dari saya, mengenai ini lebih lengkapnya dibahas dibuku terbaru saya dan suami; Rumah Tangga Surga. 😊
Wallahualam 🙏🏻😊💜
Wassalamu'alaykum wr wb
_Fufu Elmart_
🌹Tanya-Jawab 🌹
1⃣ Hamba Allah_IPC_ Bumi
2,5thn yg lalu, saya mendapati bhw ia sms'an dgn mantan pacarnya. Bahasanya mesra. Saya kecewa...meski suami sy bilang tidak terjadi apapun diantara mereka. Nah,masalahnya teh, sejak itu, saya jadi sebel aja kalu dideketin suami. Apalagi klo dia ngajak hubungan badan. Males banget, dan rasanya sakiit banget teh. Saya jadi merasa hubungan badan itu malah bikin sakit aja. Tapi disisi lain, saya takut dilaknat malaikat. Gmn ya teh?
Saya nikah sudah 4thn.
Jawaban:
Pertama, harus dipahamkan bahwa perselingkuhan itu bukan "penyebab" keretakan keluarga, melainkan "dampak" dari adanya keretakan yg boleh jadi sudh terjadi lama hanya terkesan tak terlihat.
sehingga baik suami dan istri, sama2 bertanggung jawab dan perlu interospeksi diri, knpa pasangannya bisa seperti itu?
Rasa kekecewaan yang teteh rasakan, itu wajar. namun perlu penyaluran yang tepat. ada yang belum clear. Boleh jadi belum sama2 ikhlas akan kejadian 'tersebut'
Kalo istilah kami, belum cleansing.. masih ada luka yang belum bisa teteh maafkan terkait kejadian tersebut...
Hubungan intim dalam pernikahan bukan hanya persetubuhan dua raga. melainkan jiwa baiknya ikut terlibat di sana, baru akan tercipta "mawaddah" dalam pernikahan.
Solusinya, baiknya komunikasi dari hati ke hati, utarakan dan luapkan perasaan kekecewaan teteh pada suami. tapi sebelumnya kondisikan dulu pada suami bahwa teteh berniat untuk tabayyun dan mmperbaiki hubungan. di akhir, tetep minta maaf dan say i love you.. karena tentu tteh masih sayang, tpi yg mmbuat blum ikhlas si ganjalan kekecewaan itu yang belum sepenuhnya tersampaikan....
smoga berkenan 😊💜🙏✅
2⃣ 2. Fulanah_IPC_somewhere
Saya pernah dipoligami teh. Suami sudah menikah lagi, tanpa bilang saya/keluarga. Saat saya tahu (baca hpnya), saya marah besar dan sgt kecewa. Akhirnya suami menceraikan lagi istri keduanya,krna saya mengancam akan pergi dgn kedua anak kami. Masalahnya teh, sekarang saya sulit percaya pada suami, karena kejadian itu. Bagaimana caranya supaya hubungan kami bisa kembali normal ya teh?
Jawaban:
kembali k niat kita dahulu utk menikah itu utk apa. adakah org yg saat akad nikah sudah berniat dlm hati 'alhamdulillah ya Allah, sah jg. Ya Allah, sy ingin diem2 menikah lg dgn wanita lain tnpa diketahui istri sy'. kira2 adakah?
adakah org yg berniat utk selingkuh smenjak akad nikah? pd dasarnya insyaAllah tidak ada. smua org yg sy temui niat menikahnya psti krn ingin bahagia. namun, jika sudah kejadian, mulai kapan niat itu muncul dan kenapa niat itu muncul?
jika kita menjawab tak tahu, sbagai pakaian dr pasangan kita mnurut Quran, knp bs kita tidak mengetahuinya?
bahkan, sbagai pakaian bagi pasangan kita, knp pasangan mulai menutup2inya? bagian apa dari diri kita yg membuat pasangan kuta merasa tidak nyaman atau illfeel utk terbuka menceritakan isi hatinya? nah ini yg perlu dicaritau terlebih dahulu, dgn cara apa? ya kembali menjalin komunikasi dan kedekatan dgn pasangan, kikis sgala prasangka serta bertabayyun. ini langkah awalnya 😊 ✅ intinya, kembali menjadi sahabat dekat ✅
3⃣ Evita_Banyuwangi_IPC4
Assalamualaikum, teh Fufu..
Senang sekali pada kesempatan kali ini bs bertanya sm teteh 😊
Bagaimanacara kita mengendalikan emosi disaat sdg tdk sepaham dg suami, tapi diwaktu yg bersamaan itu kita sdg bersama anak? Krn tdk bs dipungkiri ya, bs saja terjadi sehari-hari pada setiap pasangan. Makasih, teh.. sblmnya atas jawabannya 😊
Jawaban:
waalaikumsalam mbak evita. kita boleh berantem di depan anak dgn bbrp syarat:
1. tidak ada kekerasan verbal dan non verbal.
2. bertujuan utk memberikan pelajaran kpd anak ttg conflict management. nah, ini adlh berantem elegan yg bhkn bermanfaat bagi anak.
bagaimana kalau sedang tidak sepaham bersama suami d depan anak? pernikahan kami slalu menyempatkan adanya 'couple time' setiap hari, biasany sblm tidur. di situlah momen dimana ketidaksepemahaman dgn suami diluruskan. kmi pny prinsip utk tidak membawa masalah hari ini ke esok hari. selesaikan saat itu jg, berdua saja. krg lebih begitu y mbak Evita 😊 ✅
4⃣ Ayumel_Cipanas_IPC4
Assalamu'Alaikum, Teh Fufu yang di rahmati Allah insyaa Allah Aamiin...
Saya ingin bertanya, Teh.. yang dikatakan Romantic couple itu idealisnya seperti apa? Apakah pasangan yang suka berkata-kata yang romantis-romantis atau yang pasangan yang suka bermesraan atau yang seperti apa?
Terus apakah boleh memperlihatkan keromantisan itu kepada public? Dengan niat menginspirasi pasangan lainnya?
Lalu bagaimana dengan pasangan yang berbeda karakter, misal yang satunya ekspresif, sudah bicara panjang lebar dengan serunya tapi yang satunya lagi no ekspresi, flat aja, cuma jawab seadanya saja, bagaimana menciptakan komunikasi yang produktif jika seperti itu, teh?
Syukran, Teh Fufu.. Jazakillah 😊
Jawaban:
Teh Ayumel yang baik... 😊
Kalau kami dibilang Romantic Couple itu, sebenarnya dapet dari orang-orang sekitar kami. nggak tau ya kenapa, perasaan saya sama suami biasa aja hehehe...
Tapi menurut saya, romantis itu bukan hanya sekadar mereka yang bisa berpuisi atau berkata kata indah. Melainkan romantis dalam sebuah pernikahan adalah di saat kita bisa "aksi" sesuai dengan kemampuan, saling melengkapi dengan pasangan. saling mendukung satu sama lain, saling MENUNTUN bukan menuntut. bergenggaman suka duka dijalani bersama, itu romantis.
Di saat masing-masing paham perannya, di saat masing-masing mengoptimalkan potensinya, di saat masing-masing menerima keterbatasan dirinya dan juga pasangan. Itu romantis 😊💜
Orang itu ada dua macam, yg karakter extrovert dan juga yang introvert. Yang extro cenderung ekspresif, yang intro cenderung flat. Justri di situ serunya. saling melengkapi. Orang introvert biasanya cenderug suka dengan yg ekstrovert karena tertarik pada keterbukaan dan keceriaannya, yang tdk bisa dilakukannya, melengkapi hidupnya. Orang ekstrovert cenderung tertarik pada yang introvert karena ia butuh seseorang yang bisa menenangkannya menjadi rem buatnya... ^_^
komunikasi produktif terjadi, di saat masing2 merasa "mendengarkan dan didengarkan" dalam satu waktu bersamaan. sehingga kalau kita merasa bahwa pasangan kita responnya tak sesuai harapan, coba tanyakan padanya, gali apakah ada yang ingin dia sampaikan? di sat dia menyampaikan, jangan potong dulu. cukup dengarkan... itu namnya active listening... benar2 mendengarkannya... 😊
5⃣ Tika_Padang_IPC 5
Assalamu'alaikum, Teh Fufu..
Salam kenal, saya Tika. Mau bertanya, Teh.
Seperti apa komunikasi yang baik antara suami dan istri dengan karakter yang berbeda? Suami tipe yg irit bicara, memulai pembicaraan tanpa prolog, sering menggunakan bahasa non verbal (red- bahasa tubuh) dan bukan tipe yg romantis, sedangkan karakter saya hampir sebaliknya. Kadang sesekali ingin ngobrol lama dan diromantisin. Sudah pernah dikomunikasikan, tapi sang suami cuman ngasih respon 'nyengir' 😁
Jazakillah khair atas penjelasannya 😊
Jawaban:
Seseorang itu tidak bisa dipaksa berubah dalam satu waktu. sedetik kita bilang, lalu dia berubah? Tidak bisa, karena perubahan itu butuh waktu. apalgi untuk hal yang sudah menjadi karakter. 😊
saya pun sama. saya sangat suka sekali puisi, ingin sekali suami saya sesekali bisa berpuisi, tapi dia tidak bisa sama sekali. Tapi, bagi saya tidak ada lelaki yang lebih romantis dari dia, yang selalu ada untuk saya. ia tak bisa berkata2 mesra, tapi setiap tindak nyatanya begitu romantis dan membahagiakan saya. Tidak pernah memberi bunga atau candle light dinner, tapi ia tak pernah membentak saya sekalipun, tak pernah menjelek2an saya di depan orang lain atau keluarga besarnya, dan berbagai sikap romantis lainnya. Yang bagi saya itu luar biasa dan lebih dari cukup.
Lelaki romantis seperti di drama Korea atau Jepang itu, rasanya mustahil. karena setelah menikah, ada hal-hal yang tak bisa dideskripsikan drama tv. ketika kita merasa pasangan tak romantis, coba ingat hal hal sepele yang menjadi kebaikan darinya, yang boleh jadi itu jauh lebih banyak dibanding "hal romantis besar yang kita harapkan darinya" 😊 ✅
6⃣ Chacha_Tokyo_IPC5
Assalamu'alaikum, teh Fufu..
Saya mau tanya.. agak borongan gpp ya ^^
1. Sering banget ni saya kadang suka sebel sama suami ketika sedang take turn ngurus anak, misal lagi jagain anak..tiba2 anak rewel, lalu give up dan manggil saya. Apakah itu wajar? Apakah seharusnya saya merespon lalu mengambil alih, atau dibiarkan saja biar suami latihan mengatasi anak rewel..? Hehehe ^^v (nb: suami tau kok sy sebel sebenernya..)
2. Kadang suami suka mengira saya hanya ungkang2 kaki (saya full time mother, suami sedang menempuh S3)..padahal rumah sebenernya udah diberesin.. Cuma kan, yaa.. ada krucil itu kan rumah jarang rapinya..*pembelaan..
Gimana caranya ya supaya dia percaya kita tu ngga cuma ungkang2 dan kipas2? Kadang sudah dijelaskan juga masih suka gak percaya. Nyesek aja kadang udah semangat 45 jagain rumah dan seisinya, tp tiba2 dibilang ga ngapa2in.. 😆
Terimakasih sebelumnya, ya, teh Fufu.
Jawaban:
Teh chacha yang baik hati.... 😊 laki2 itu cenderung bingung sama hal yang lebih bawa perasaan dibanding logika.dan boleh jadi suaminya teh chacha ada keterbatasan dalam mengerti baaimana cara menghandle anak-anak... ini dipengaruhi yg bahasan kota tadi ttg mindset terutama... Kalo laki2 menyerah itu tandanya dia benar2 udh gak sanggup, dan udah diluar kemampuan dia... beda dgn perempuan yang mau sesulit apapun mmg otaknya maju terus pantang mundur... Solusinya, suaminya coba diminta baca beberapa buku parenting, biar teh chacha gak merasa sendirian ngurus anaknya... 😊💜
Sepertinya teh chacha dan suami berbeda bahasa cintanya.. suami yg cenderung visual, dan teeh sendiri kinestetik... orang visual sangat mengutamkan kerapian gak suka berantakan, sedangkan kinestetik gak rapi banget yg penting nyaman baginya... sehingga mau seberapa keras pun org kinestetik beres2 biasanya ada aja salahnya di maga org visual 😅😄 Gak apa2 teh coba dipahamkan sama suami ya... teteh bisa search mengenai VAK ini di google, QuantumLearning... atau nanti bisa baca buku kami #RumahTanggaSurga ya 😊
7⃣ Icha_Bogor_IPC2
Assalamu'alaikum, Teh Fufu.
Ada yg mau saya tanyakan bagaimana menciptakan komunikasi yg baik antara pasangan ketika ingin mengungkapkan sesuatu kpd pasangan, yg harapan sang istri bahwa pasangan bisa mengerti. Bagaimana cara menyampaikan mau kita supaya dia mengerti? Jd jangan sampai ada istilah "ah mending dipendem aja, dari pada ngomong percuma gak ngerti2."
Terima kasih, teh..
Jawaban:
Teh Icha yang baik.... betul banget memang sebaiknya gak bpleh dipendam ya, tapi disampaikan... 😊 Karena kita dan pasangan sama-sama bukan dukun yg bisa nebak isi hati, sehingga apa2 yg ingin kita dimengerti dari pasangan, sebaiknya kita sampaikan... 😊
Cari waktu yang tepat dimana keduanya benar2 siap, biasanya seelah berhubungan intim, adl waktu tepat komunikasi, karena keadaan otak sdg sama2 relaks sehingga suami biasanya lebih siap untuk diajak ngobrol yang serius... 😊
Kalau kita ingin menasehati suami, baiknya di saat dia sendiri yang minta pendapat atau tanggapan kita. lelaki tak suka bila dia dinasehati tnpa merasa dia memerlukannya... 😊
Cari cara yang tepat... selama menikah tentu geh icha tahu bagaiman cara yg tepat agar apa yg kita bicarakan didengar oleh suami. coba dikaji ulang dulu dan diinget2 lagi... 😉
8⃣ Lia_Jakarta_IPC5
Assalamualaikum, teh fufu yang dirahmati Allah.
Rasany sangat bahagia melihat teh fufu bersama suami yg saling bersamaan. Yang ingin saya tanyakan sering sekali saya & suami berbeda pandangan tentang pendidikan anak baik dr segi pendidikan formal atau dari sisi pendidikan agama. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas waktu & jawabany semoga saya bisa praktekan di rumah.
Jawaban:
Teh Lia yang dirahmati Allah... aamin terima kasih doanya 😊🙏🏻💜
Biar satu frame, baiknya buku bacaan parenting juga seminar parenting yang diikuti juga bareng2 teh... Kalo suami visual dan suka baca, anjurkan juga untuk baca buku parenting. kalau suami auditory yg lbh suka mendengar, ceritakan apa yang tteh dapet dr buku atau sminar yang diikuti. kalo suami kinestetik yang lebih suka "melakukan", ajak langsung ke tmpt sminar parentinf ketemu dgn ahlinya langsung... 😊
Karena tugas mendidik anak bukan hanya kewajiban ibu, melainkan juga ayah... di al quran pun ayat ttg parentig lebih banyak mengenai pendidikan ayah kepada anaknya... 🙏🏻😊💜
8⃣ Lia_Jakarta_IPC5
Assalamualaikum, teh fufu yang dirahmati Allah.
Rasany sangat bahagia melihat teh fufu bersama suami yg saling bersamaan. Yang ingin saya tanyakan sering sekali saya & suami berbeda pandangan tentang pendidikan anak baik dr segi pendidikan formal atau dari sisi pendidikan agama. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas waktu & jawabany semoga saya bisa praktekan di rumah.
Jawaban:
Teh Lia yang dirahmati Allah... aamin terima kasih doanya 😊🙏🏻💜
Biar satu frame, baiknya buku bacaan parenting juga seminar parenting yang diikuti juga bareng2 teh... Kalo suami visual dan suka baca, anjurkan juga untuk baca buku parenting. kalau suami auditory yg lbh suka mendengar, ceritakan apa yang tteh dapet dr buku atau sminar yang diikuti. kalo suami kinestetik yang lebih suka "melakukan", ajak langsung ke tmpt sminar parentinf ketemu dgn ahlinya langsung... 😊
Karena tugas mendidik anak bukan hanya kewajiban ibu, melainkan juga ayah... di al quran pun ayat ttg parentig lebih banyak mengenai pendidikan ayah kepada anaknya... 🙏🏻😊💜
9⃣ Marina_Kebumen_IPC5
Assalamualaikum, teh Fufu 👏
Alhamdulillah senang sekali BIRU bersama Teteh.
Apa saja tips-tips agar tetap romantis saat sudah punya anak (balita)? Biasanya kalo orang tua baru seperti kami saking pinginnya fokus sama anak, jadi lupa untuk quality time berdua.
Syukron teteh 😊
Jawaban:
Teh Marina yang baik, terima kasih pertanyaannya yang bagus hehe 😊💜
Nah, iya mengenai hal ini banyak sekali pasutri yang mengalami "penurunan" quality time saat sdh punya anak balita. Terutama frekuensi hubungan seksual. Sedangkan, maaf, libido suami biasanya tdk menurun meskipun sdh memiliki anak. Nah, solusinua di pinter2nya meluangkan waktu untuk quality time... Buat kesepakatan, mulai dr frekuensi berhubungan seks yang disanggupi kedua belah pihak. suami yg baik akan memaklumi istrinya yang terkadang tdk ada gairah. Dan istri yang baik peka dan inisiatif tatkala dirasa sudah lama tak berhubungan suami istri meskii suami tak meminta... 😊
Diagendakan dan sepakati, selain berhbungan intim jg mengenai waktu berdua ngobrol serius ttg perencanaan hidup dsb, Kalau saya biasanya diagendakan min 30 menit sehari, stelah anak2 tertidur. Waktu dimana bener2 berdua, ngobrol dsb...😊
Couple time itu slh satu hal esensial dalam pernikahan, jangan sampai karena ada anak, kita menelantarkan perhatian pada suami. keduanya perlu kita perhatikan dan bahagiakan... 🙏🏻💜😊
1⃣0⃣ Endri_Balikpapan_IPC5
Assalamualaikum, teh Fufu.
Bagaimana sebaiknya menghadapi anak yang cemburu dengan ayahnya jika memeluk bundanya? Bukankah itu salah satu sikap yang bisa menunjukkan bahwa ortu nya saling menyayangi?
Jawaban:
mbak Endri yang baik, anaknya masih balita ya? 😊
wajar mbak, anak saya juga begitu kok. Kenapa? karena abak balita belum benar2 paham konsep kepemilikan. apalagi baginya, ibu adalah seseorang yg amat esensial dan yang paling mengerti dirinya. maka, dia belum paham makna berbagi kasih sayang dengan ayahnya sekalipun. Gak apa2 mbak... Kalo saya malah yabi nya anak2 suka mainin sengaja... inyaAllah nanti paham sendiri 😊✅
1⃣1⃣ Dessy_IPC6
Assalamualaikum..
Teh Fufu, bagaimana cara membersihkan "sampah" masa lalu agar kita bisa benar2 bs memperbaiki diri dan mengaplikasikan ilmu2 baru yg telah dipelajari..?
Jzklh khoir atas jawabannya, teh.. 😊
Jawaban:
Teh Dessy yang baik 😊
Cara membersihkan sampah emosi masa lalu, kami sebut dengan istilah CLEANSING... :)
Cleansing itu ada 3 tahap; simpel, tapi prakteknya luar biasa ngos2an, diperlukan keberanian yang kuat.
1. TERIMA
Proses ini yg paling sulit, karena ada gap antara "seharusnya tak seperti ini", berbanding jauh dgn kenyataan yg diterima. Proses TERIMA ini akan sulit, kalau dalam diri selalu tertanam mental "merasa jadi KORBAN"
2. SYUKURI
stelah tahap terima, ini juga tak mudah. Karena kita seolah2 "dipaksa" untuk mensyukuri hal yang membuat diri sakit, kecewa dan dendam. Proses ini adl tahap mengambil hikmah. Bukan disyukur2i, tapi benar2 ikhlas syukurnya
3. MAAFKAN
Tahap ini adl tahap terakhir, yg tak mudah juga, karena diri yang secara fitrahnya seharusnya bahagia, seolah2 "dipaksa" untuk memaafkan orang yang sudah membuat luka mendalam yang sulit untuk diikhlaskan
Setidaknya kalau sdh memahami proses cleansing, mau menjalaninya, nanti insyaAllah akan ada perubahan "respon" kita terhadap sesuatu yg membuat sakit dan kecewa. Akan terjadi perubahan kita dalam bersikap
Kalau yg pny trauma dgn orangtua di masa golden age misal, setelah menikah nanti, Siap2 dgn resiko :
1. Hubungan pernikahannya mirip dgn orangtua.
2. Dia tidak akan pernah merasa dicintai dan dibahagiakan pasangan...
3.Cara ia mmperlakukan pasangan, cara ia menjadi ayah/ibu, kurang lebih sama dgn bagaimana ayah dan ibunya mmperlakukannya dulu.
4. mendapatkan pasangan yang miriiippppp karakter dan sifat dgn ortunya, karena jodoh itu "menarik frekuensi yg sama".
5. Atau dia nanti akan mengulang pola yang sama, berbuat hal, terhadap suami dan anak2nya. Terutama, di saat emosinya sedang meluap dan tak tertahan lagi. Respon otomatisnya akan mirip seperti yg ortunya pernah lakukan ...
Apalagi, bagi mereka yang sesudah menikah, hubungan dengan orangtua dan mertuanya kurang baik. Gejalanya bs dlihat dr hibungan pernikahan yg kurg harmonis, serig mengeluh dan merasa tak puas dgn khidupan pernikahan, ada maslaah di ranah finansial, karir yg tak kunjung melesat dsb.
Wallahulam👍✅
1⃣2⃣ Arum LS_Malang_IPC 4
Karena suami dan istri kan berasal dari 2 hal yang berbeda terkadang ketika berkomunikasi maksud suami A namun yang tertangkap oleh istri malah berbanding terbalik dengan maksud suami bahkan sangat jauh. Niatnya sama-sama untuk kebaikan namun penangkapannya berbeda. Contoh, saat suami lagi lelah penat dgn aktivitasnya di luar kemudian bercerita banyak hal nah istri terkadang langsung khawatir dgn menjejeli berbagai pertanyaan yg tujuannya ingin meringankan pikiran dan penat suami, ingin menguraikan beban suami, namun perilaku istri seperti itu kurang diterima suami hingga akhirnya terjadi perdebatan kecil. Dan ternyata yg diinginkan suami hanya ingin didengar tanpa harus dinasehati, tanpa harus ditanya2, tanpa harus dikhawatirkan yg gimana2. Bagaimana cara menyelaraskan 2 maksud yg berbeda tersebut? ^^Terimakasih ^^
Jawaban:
Teh Arum yang baik, wah dari malang ya... ingin sekali ke sana nyobain apel nya. Sejuk pula ya katanya di sana? #lho 😄
Begini teh, betul seringkali di saat kita tidak tahu ilmunya, tidak paham bagaimana karakter cara berkomunikasi suami, maka akan lebih banyak misscommunication, dan missperception..
maka dari itu yang diperlukan adalah adanya KLARIFIKASI. Dengan cara tabayyun langsung ke suami, apa yang ia harapkan dan inginkan. terkadang saat kita berbicara dengan pasangan, kita banyak disibukkan oleh persepsi2 yang ada di dalam kepala kita, dibanding mendengarkan apa yang ia ucapkan. Maka untuk menyelarasakannya, konfirmasi dan klarifikasi lagi padanya, apa sebenarnya maksud dan keinginannya... 😊
Lelaki itu umumnya jarang berbicara hal pribadi, ia hanya akan berbicara hal2 pribadi pada orang yang ia percaya dan ia sayangi. Ia tak mudah mengerti jalan pikir wanita, maka menyampaikan padanya adalah solusinya. 😊
1⃣3⃣ Bagaimana ya cara menyatukan visi misi dalam mendidik anak? Karena latar belakang kami berbeda terutama dlm hal pendidikan. Terimakasih (Eva_Jepara)
pertanyaan sama dg no 8⃣ ✅
1⃣4⃣ Rianti_Bandung_IPC5
Bagaimana mengahadapi sifat suami yg ketika kecewa/ marah maupun menghadapi suatu masalah seringnya diam cemberut dan memberi jarak dgn istri. Nanti ketika dia sudah memuncak marahnya, baru dia berani bicara. Terkadang saya bingung bagaimana menghadapi sifat suami yg seperti ini.. Trims 😊
Jawaban:
Teh Rianti yang baik... 😊
Dalam buku Male Brain karya Loann Brizandine dijelaskan bahwa otak lelaki bersifat independen dan problem solver, maka ketika ia menghadapi masalah, ia memilih untuk menyendiri 'masuk gua'.
Curhat ketika ada masalah bukanlah style pria, karena ia tak ingin membebani org yg dikasihinya. Jika dlm kondisi sperti ini ia merasa diintervensi, wajar saja ia akan smakin merasa terganggu dan tertekan. Maka baiknya, izinkan dirinya menyendiri, dan support dia dgn bentuk service seperti beri minum hangat, air mandi, pelukan dkk tanpa perlu bertanya.
Layaknya bunda Khadijah ketika Rasul pertama kali diberi wahyu, beliau menggedor2 keras pintu rumahnya sambil teriak 'selimuti aku!'. bunda Khadijah langsunf menyelimutinya beliau dgn kehangatan tanpa pernah ia sibuk bertanya pd Muhammad 'ada apa sayang? ada apa?'
Karena di saat seorang pria siap bercerita, dia akan dengan sendiri menceritakannya.... 😊 Kalau dia sedang dlm kondisi emosi baiknya diamkan lalu bilang "Kalau papa sudah merasa baikan dan butuh teman bicara, mama siap ya..."✅
1⃣5⃣ Mutmainnah_Banjarmasin_IPC2
Assalamu'alaikum, teh Fu..
Terkait dgn poin ketiga ttg waktu, tempat, dan cara yg tepat.. Bagaimana kita menyiasati waktu dan kesempatan yg terbatas terkait pekerjaan suami yg fulltime di kantor dr pagi2 sekali sampai menjelang maghrib baru sampai rmh?
Belum lg kalau suasana hati dia yg lelah & hal2 lain yg kurang mengenakkan yg terjadi di kantor. Sedangkan yg ingin dibagi mengenai perbaikan sikap dan sharing ilmu agar masa depan keluarga lebih baik itu banyak sekali PRnya. Apalagi suami kan gak bisa "diajarin" oleh istri, takutnya terkesan menggurui.
Bsgaimana kalau kondisinya begitu, teh?
Makasih, teh Fu.. atas jawabannya 😘
Jawaban:
Mbak Mutmainnah yang baik hatinya... 😊
Mengenai waktu, bila dilihat dr jadwal suami yang cukup padat. Ada dua waktu alternatif; pertama adalah pagi-pagi sebelum dia berangkat, diagendakan 15-30 menit ngobrol berdua. Atau malam setelah suami pulang disiapkan mandi air hangat, makan malam dan sudah lebih SEGERAN. pas sebelum tidurnya agendakan min 30 menit untuk berbincang bersama.. 😊
kalau tdk komitmen bersama memang agak sulit, maka dari itu mesti ada kesepakatan bersama. Dan baiknya quality time alias couple time antara suami istri tidak dirapel saat weekend, karena bagaimanapun interaksi yang baik adalah yang rutin dilakukan setiap hari. Sehingga insyaAllah jauh lebih harmonis... 😊
Laki2 hanya akan mendengar orang2 yg dia anggap sebagai "Figur Otoritas"-nya, dan tidak mudah bagi laki2 mnjadikan org lain figur otoritas. sehingga bila ingin memberi tahu berbagai ilmu agar selaras, bisa dicarikan "ahli" yang dia percaya. Entah itu dr buku bacaan atau lewat seminar... 😊✅
1⃣6⃣ Lisa_France_IPC5
Assalamu'alaykum,Teh Fufu.. salam kenal. Senang sekali bisa berbincang dengan Teh Fufu 😊
Teh, terkadang sikap ayah dan ibu di depan anak sering berbeda. Misal, seorang ayah sedang memarahi anaknya,'sebaliknya ibunya justru membela anaknya. Sering sy lihat dan juga mengalami hal ini dalam kegiatan sehari-hari. Apakah contoh kecil seperti ini sudah termasuk salah satu kegagalan komunikasi antara suami istri?
Jawaban:
Halo teh Lisa, senang sekali ada yang tgl di Prancis... salam buat menara Eiffel ya teh hehehe 😊
Iya betul, ketidakkompakkan dan ketidakkonsistenan sikap orangtua di depan anak, menunjukkan bahwa ada yang missed antara komunikasi mereka berdua. Kalau orangtua menunjukkan sikap yang berbeda terhadap suatu adab, maka membuat anak akan bingung mana yang baik dan mana yang benar... 😊
Sehingga perdebatab antara suami istri terhadap sikap pada anaknya, baiknya dilakukan berdua saja, tanpa di depan anak... ✅😊
1⃣7⃣ Ade_Jogja_IPC3
Assalamu'alaikum, teh Fufu.. Salam kenal..
Bagaimana cara agar bisa lebih "terbuka" dan terus terang sama suami? Saya tipikal yg kalau ada "sesuatu" lbh suka diam dulu, coba saya cerna sendiri dulu. Sementara suami saya sukanya kalau ada apa2 maunya diomongin langsung 😁 Nuhun 😊
❗Pertanyaan mirip. untuk kemiripan pertanyaan keterangan sbb:
4,5,17 mirip
8,13 mirip
7,12 mirip
9,18,15 mirip
1⃣8⃣ Vita_Sentul_IPC3
Assalamualaikum, teh Fu. Akhir2 ini, saya & suami berencana program hamil anak kedua, tapi makin kesini saya merasa komunikasi kami makin 'terbatas'. Saya tersibukkan dgn anak berusia 10bln, urusan rumah, urusan usaha, dan suami juga tersibukkan dgn beberapa usaha yg baru saja dirintis. Sebisa mungkin kami bekerja sama dlm urus anak & rumah juga pekerjaan. Tapi jadinya komunikasi kami hanya sekedar itu, hanya seputar urusan anak, urusan rumah, dan urusan pekerjaan. Sampai saat saya coba mulai ngobrol tentang 'kami' malah jadi canggung. Jujur saya bingung mana yang salah, komunikasi kami lancar, tp ya itu hanya seputar anak, rumah & pekerjaan. Bagaimana, ya, teh.. supaya saya bisa mencairkan 'kekakuan' di antara kami?
Jawaban:
Teh Vita yang baik... 😊
Inilah salah satu alasan kenapa yg tadi sempet saya bilang kalau yang namanya quality time dengan pasangan itu sebaiknya dilakukan harian, terus menerus, tidak dirapel di satu waktu tertentu. Karena kita sebagai manusia ada khilafnya, apalagi terbuai dgn rutinitas sehari2, jadilah makin lama makin lupa pada kebiasaan ngobrol berdua... wajar akhirnya lama2 jadi canggung, mungkin terkesan seperti ngobrol dengan orang asing lagi ya... 😊
Padahal pernikahan itu adalah proses mengenal pasangan seumur hidup, dan untuk mengetahui itu baiknya kita berkesinambungan untuk "interaksi penuh" dengannya... 😊
Solusinya memulai kembali kekakuan itu, dengan mencoba jadi air hangat yang mencairkan kebekuan yg terjadi. ajak suami untuk sama2 komitmen dan mengagendakan waktu berdua lagi 😊🙏🏻
📝🙋Fufu:
"Semoga berkenan yaa.., salam buat IPC-ers semua... Maaf kalau jawabannya kurang memuaskan 🙏😊"